Jakarta (ANTARA News) - Kepemilikan surat utang negara (SUN) oleh pihak asing mengalami peningkatan lebih dari Rp4 triliun yang menunjukkan mulai adanya sentimen positif di pasar domestik. "Secara umum sentimen sudah lebih positif di pasar domestik, meskipun pelaku pasar tampaknya masih memperhitungkan faktor-faktor eksternal di pasar global, termasuk kenaikan harga di pasar komoditas sehingga cenderung hati-hati," kata Direktur Surat Berharga Negara (SBN) Ditjen Pengelolaan Utang Depkeu, Bimantara Widyajala di Jakarta, Rabu. Menurut dia, kepercayaan yang membaik di pasar domestik itu antara lain dapat dilihat dari data kepemilikan SUN per 15 April 2008 yang naik menjadi Rp85,20 triliun dari posisi Rp80,74 triliun di akhir Maret 2008. Bimantara mengakui, investor SUN akan menambahkan premi risiko dengan masih adanya terpaan sentimen negatif berupa ketidakpastian pasar keuangan. Kondisi ini membuat pasar meminta imbal hasil atau "yield" yang lebih tinggi. "Dalam pasar yang sedang diliputi sentimen negatif, investor pada umumnya akan menambahkan premi risiko atas kekawatirannya tersebut, sehingga yield naik," katanya. Bimantara memandang, kekhawatiran tersebut seringkali terlalu berlebihan sehingga sering tidak proporsional jika dikaitkan dengan kondisi fundamental saat ini. Dalam lelang Selasa (15/4), pemerintah tidak menerima semua penawaran atas seri FR0049 yang jatuh tempo pada 15 September 2013. Penawaran yang masuk FR0049 senilai Rp 2,778 triliun. Sementara penawaran imbal hasil (yield) terendah yang masuk 11,25 persen, tertinggi 12,5 persen. "Kita melihat faktor eksternal dan inflasi ini membuat mereka berhitung dan minta `yield` yang tinggi sehingga tidak ada yang dimenangkan," katanya. Menurut dia, tingginya `yield` tidak mutlak mengindikasikan adanya kenaikan suku bunga di masa depan karena kenaikan `yield` sebelumnya sudah cukup besar. Sementara untuk SUN seri VR0032, Bimantara mengatakan, lelang SUN dengan bunga mengambang pada 15 April lalu diminati karena merupakan yang pertama sejak yang terakhir pada tahun 2002. "VR0032 diminati karena ini untuk kali pertama sejak tahun 2002, pemerintah kembali menerbitkan kembali seri bunga mengambang (VR) sehingga harganya juga bagus. VR ini diperlukan oleh investor untuk diversifikasi portofolio investasi di SUN," katanya. Pemerintah menyerap SUN dengan bunga mengambang senilai Rp3 triliun melalui lelang obligasi negara seri VR0032 pada 15 April 2008 dari penawaran yang masuk sebesar Rp3,67 triliun.(*)