Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan diprediksi akan kembali bergerak melemah.

Pada Senin pukul 11.10 WIB, rupiah bergerak melemah 73 poin atau 0,51 persen menjadi Rp14.258 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.185 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin, mengatakan rupiah masih akan bergerak negatif dipicu sentimen perang dagang yang kembali memanas seiring rencana Amerika Serikat (AS) yang akan kembali menerapkan tarif baru terhadap produk asal China.

"Ini mengguncang pasar. Karena kita tahu bahwa masyarakat itu menginginkan adanya kedamaian antara Amerika Serikat dan China," ujar Ibrahim.

Risiko perang dagang kembali muncul setelah Presiden AS Donald Trump kembali memantik api perang dagang dengan China. Dalam cuitannya di Twitter, eks taipan properti itu mengancam bakal menerapkan bea masuk 10 persen bagi impor produk-produk China senilai 300 miliar dolar AS.

Rencana Trump tersebut muncul hanya sehari setelah Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell menunjuk perselisihan perdagangan sebagai risiko tunggal terbesar yang dihadapi AS dan ekonomi global.

Sejauh ini belum ada respons dari Beijing mengenai rencana Trump tersebut. Namun sangat mungkin China akan murka dan melancarkan serangan balasan dengan balik mengenakan bea masuk terhadap produk-produk buatan AS.

Ibrahim memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak melemah di kisaran Rp14.180 per dolar AS sampai Rp14.240 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.231 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.203 per dolar AS.

Baca juga: IHSG diperkirakan sulit bergerak positif, perhatian ke perang dagang