Jakarta (ANTARA News) - Sejak didirikan pada 1984, the National Center for Missing & Exploited Children (NCMEC), sebuah lembaga perlindungan anak di AS, telah melaporkan sedikitnya 570 ribu kasus eksploitasi anak kepada penegak hukum dan membantu menangani 140.900 kasus anak hilang, dengan 124.500 anak berhasil ditemukan. Menurut ilmuwan peneliti di Google, Shumeet Baluja, dalam blog resmi pengelola situs pencarian itu, dengan adanya internet, sialnya para "predator anak" telah menemukan arena baru untuk mengekploitasi anak. Oleh karenanya, ia bersama para ilmuwan di industri internet telah berusaha membangun sebuah perangkat untuk membantu melacak eksploitasi anak di internet. Dalam artikelnya yang diterbitkan Senin (14/4) atau Selasa Waktu Indonesia Barat, Shumeet menyebut bahwa sejak Agustus 2006, ia dan rekan-rekannya telah bergabung dengan Koalisi Melawan Pornografi Anak NCMEC dan bersama perusahaan-perusahaan industri teknologi lainnya untuk membangun solusi-solusi yang menghalangi para predator memanfaatkan internet untuk mengeksploitasi atau memperdagangkan pornografi anak. Sebagai seorang anggota kelompok peneliti Google, Shumeet menyadari bahwa NCMEC membutuhkan bantuan berupa sebagian dari hasil penelitian teknologi yang dikerjakannya. NCMEC, kata Shumeet, membutuhkan bantuan dalam mengelompokkan dan membuat penyesuaian atas banyaknya gambar dan video yang dikirimkan kepadanya melalui CyberTipline setiap minggunya atau dari para penegak hukum di seluruh penjuru negara. Dengan perangkat yang dibangun oleh para ilmuwan Google itu, NCMEC dalam mengelompokkan dan mengindek informasi serta meneliti gambar dan video mengenai eksploitasi anak lebih efisien dan juga menyusun referensi historikal lebih efektif. Program software yang dibuat Google itu akan membantu NCMEC dapat dengan cepat dan mudah mengakses sistem ketika mereka mencoba mencari file maupun gambar mengenai pornografi anak yang melibatkan para korban yang tengah ditanganinya. (*)