Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 60 siswa kelas menengah atas dan sederajat mengikuti dialog lintas agama di atas kapal yang berlayar dari Tanjung Priok Jakarta ke Tanjung Perak Surabaya.

"Kegiatan ini merupakan program dari Lementerian Agama dan selama perjalanan materinya tentang muatan budaya damai," ujar Kabid Litbang Pendidikan Agama dan Pendidikan Tinggi Keagamaan dari Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Huriyudin, di Surabaya, Sabtu.

Tujuannya, kata dia, menumbuhkembangkan wawasan sikap keberagamaan yang toleran serta meningkatkan kesadaran dan kelancaran komunikasi bagi siswa lintas agama.

Selain itu, kegiatan tersebut diharapkan dapat menyusun rencana aksi membangun sikap keberagaman toleran siswa lintas agama di sekolah.

"Dalam rencana aksi ke depan, siswa yang mengikuti program ini akan mengampanyekan hasil yang didapat dan membantu sekolah mencegah masuknya isu-isu tentang intoleransi," ucapnya.

Peserta yang merupakan siswa perwakilan sekolah asal DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat mendapat bekal siswa selama dua hari perjalanan di atas kapal atau sejak keberangkatan pada Rabu (31/7) hingga Kamis (1/8) malam dan dilanjutkan Jumat (2/8) di Surabaya.

Pada kesempatan tersebut, para peserta dibekali beberapa narasumber, yakni peneliti CSRC (Center for the Study of Religion and Culture) UIN Jakarta Junaidi Simun, managing director Yayasan Sabang-Merauke Reynold Hamdani, managing Indonesian Moslem Choir Iwan Buana dan Co Founder Peace Generation Irfan Amalee.

Salah seorang narasumber, Junaidi Simun berharap hasil dari dialog siswa lintas agama dapat tersosialisasikan kemudian mengajak rekan-rekannya, terutama di lingkungan sekolah mampu mengampanyekan budaya damai.

Materi yang disampaikannya, lanjut dia, beragam seperti perkenalan yang tak sekadar terhadap identitas diri hingga membongkar prasangka sehingga tak hanya kenal dari luar.

"Salah satunya adalah peserta menyampaikan pengalamannya, kemudian berdialog hingga bersama-sama berdiskusi membangun budaya damai di sekolah," katanya.

Terkait rencana aksi ke depan, ia berharap dapat dikerjakan di wilayah masing-masing dan mampu menanggapi isu yang sudah dialami untuk kemudian disebarkan ke komunitas lain.