Jakarta (ANTARA) - Pengendara sepeda motor merasa keberatan dengan wacana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan memperluas penerapan ganjil-genap, salah satunya penerapan aturan tersebut untuk kendaraan roda dua.

Menanggapi hal itu, pengendara ojek daring, Hadi mengatakan sistem ganjil-genap itu tidak mempengaruhi polusi udara Jakarta yang kian memburuk.

"Apa urusannya polusi sama ganjil genap? Ganjil genap kan untuk mengurai kemacetan. Di jalan ganjil atau genap tetap mengeluarkan polusi juga," kata Hadi di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Dishub DKI jakarta masih kaji aturan ganjil genap sepeda motor

Hadi yang sudah menjadi pengendara ojek daring selama empat tahun itu mengakui jika aturan ganjil-genap akan diterapkan pada kendaraan bermotor, perjalanannya akan terganggu apalagi dia harus membawa penumpangnya sampai tujuan.

Hadi juga menyampaikan dia mendukung Anies yang akan membuat aturan pembatasan usia kendaraan pribadi yang melintas.

"Uji emisi dan pembatasan usia kendaraan saya setuju, tetapi kalau ganjil genap tidak setuju," katanya.

Baca juga: Kawasan ganjil-genap ditambah, Gubernur siap fasilitasi pejalan kaki

Pembatasan usia kendaraan, menurut dia, akan efektif mengurangi polusi udara Jakarta karena mempengaruhi emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan.

Pengendara motor lainnya Dimitri juga tidak setuju dengan aturan ganjil-genap motor. Namun ia setuju dengan pembatasan usia kendaraan.

"Motor yang masih keluar asap dibiarin saja jadi polusi, seharusnya ada batasan usia dan uji emisi kendaraan, seperti di Amerika kan kendaraan yang sudah beberapa tahun dihancurkan," ucap Dimitri.

Sebelumnya Anies Baswedan menginstruksikan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta untuk memperluas penerapan ganjil genap.

Hingga kini, Dishub DKI Jakarta masih mengkaji aturan ganjil genap, salah satunya mempertimbangkan motor masuk dalam aturan tersebut untuk turut menekan angka polusi udara.