Rumah rusak akibat gempa Banten bisa lebih dari 200 unit
3 Agustus 2019 13:26 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kiri) dan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) saat rapat penanganan gempa Banten di kantor Camat Mandalawangi Pandeglang, Sabtu (3/8/2019) (ANTARA/Desi Purnamawati)
Pandeglang (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan rumah yang rusak akibat gempa bumi dengan magnitudo 6,9 di Banten diperkirakan bisa lebih dari 200 unit.
"Data sementara mendekati 200, mungkin bisa bertambah," kata Doni Monardo dalam rapat penanganan gempa Banten di Kantor Camat Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu.
Rapat tersebut dihadiri Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Bupati Pandeglang Irna Narulita dan sejumlah pejabat lainnya.
Sebelumnya data sementara kerusakan akibat gempa bumi magnitudo 6,9 yang berpusat di Sumur, Banten tercatat sebanyak 163 unit rumah di 36 kecamatan di sembilan kabupaten/kota.
Rumah warga yang rusak tersebut yaitu di Kabupaten Pandeglang sebanyak 102 rumah tersebar di 13 kecamatan, Kota Sukabumi 26 rumah rusak tersebar di 15 kecamatan, Kabupaten Cianjur enam rumah rusak di satu kecamatan, Kabupaten Bandung Barat tujuh rumah rusak di satu kecamatan.
Di Kabupaten Sukabumi 15 rumah rusak di dua kecamatan, Kota Bogor satu rumah rusak di satu kecamatan, Kabupaten Garut empat rumah rusak di satu kecamatan, Kabupaten Bandung satu rumah rusak di satu kecamatan, Provinsi Lampung satu rumah rusak di satu kecamatan.
Di Kabupaten Pandeglang rumah yang mengalami kerusakan tersebar di Kecamatan Banjar, Bojong, Patia, Picung, Saketi, Jiput, Sobang, Cikeusik, Mandalawangi, Pulosari, Panimbang, Cisata, Sumur, Carita, Angsana, Munjul.
Sebelumnya Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan telah terjadi gempa magnitudo 7,4 yang dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,9 pada pukul 19.03 WIB yang berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten.
Gempa bumi tersebut berdasarkan permodelan BMKG berpotensi tsunami di sejumlah wilayah seperti Lampung dan Pandeglang sehingga BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami yang kemudian diakhiri pada pukul 21.35 WIB.
Baca juga: Mensos akan ke lokasi gempa Banten tinjau kondisi korban
Baca juga: Sebagian besar warga mulai tinggalkan tempat pengungsian
"Data sementara mendekati 200, mungkin bisa bertambah," kata Doni Monardo dalam rapat penanganan gempa Banten di Kantor Camat Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu.
Rapat tersebut dihadiri Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Bupati Pandeglang Irna Narulita dan sejumlah pejabat lainnya.
Sebelumnya data sementara kerusakan akibat gempa bumi magnitudo 6,9 yang berpusat di Sumur, Banten tercatat sebanyak 163 unit rumah di 36 kecamatan di sembilan kabupaten/kota.
Rumah warga yang rusak tersebut yaitu di Kabupaten Pandeglang sebanyak 102 rumah tersebar di 13 kecamatan, Kota Sukabumi 26 rumah rusak tersebar di 15 kecamatan, Kabupaten Cianjur enam rumah rusak di satu kecamatan, Kabupaten Bandung Barat tujuh rumah rusak di satu kecamatan.
Di Kabupaten Sukabumi 15 rumah rusak di dua kecamatan, Kota Bogor satu rumah rusak di satu kecamatan, Kabupaten Garut empat rumah rusak di satu kecamatan, Kabupaten Bandung satu rumah rusak di satu kecamatan, Provinsi Lampung satu rumah rusak di satu kecamatan.
Di Kabupaten Pandeglang rumah yang mengalami kerusakan tersebar di Kecamatan Banjar, Bojong, Patia, Picung, Saketi, Jiput, Sobang, Cikeusik, Mandalawangi, Pulosari, Panimbang, Cisata, Sumur, Carita, Angsana, Munjul.
Sebelumnya Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan telah terjadi gempa magnitudo 7,4 yang dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,9 pada pukul 19.03 WIB yang berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten.
Gempa bumi tersebut berdasarkan permodelan BMKG berpotensi tsunami di sejumlah wilayah seperti Lampung dan Pandeglang sehingga BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami yang kemudian diakhiri pada pukul 21.35 WIB.
Baca juga: Mensos akan ke lokasi gempa Banten tinjau kondisi korban
Baca juga: Sebagian besar warga mulai tinggalkan tempat pengungsian
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: