Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah Yomin Tofri menyebutkan pertumbuhan sektor produksi industri manufaktur besar dan sedang atau IBS di provinsi ini pada triwulan II-2019, mengalami kenaikan sebesar 4,04 persen dibandingkan triwulan I tahun yang sama.

Pertumbuhan sektor manufaktur ini sangat penting bagi Kalteng karena menjadi penyumbang terbesar kedua perekonomian setelah pertanian, dengan sumbangan mencapai 14,42 persen dari total produk domestik regional bruto, kata Yomin di Palangka Raya, Sabtu.

"Jadi, kenaikan 4,04 persen sektor industri manufaktur Kalteng selama triwulan II-2019 itu patut diapresiasi," tambahnya.

Berdasarkan data BPS, terjadinya kenaikan sektor industri manufaktur itu karena dua dari tiga pendukungnya mengalami peningkatan. Di mana produksi industri makanan sekitar 4,04 persen, industri karet serta barang dari karet dan plastik 7,15 persen, dan hanya produksi industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya turun 29,08 persen.

Yomin mengatakan komoditas utama industri makanan adalah crude palm oil (CPO) yang produksinya meningkat sejalan dengan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Sementara kenaikan produksi industri karet, barang dari karet dan plastik karena membaiknya harga karet di pasaran.

"Kalau turunnya produksi industri kayu, barang dari kayu dan gabus, dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya karena ketersediaan bahan baku yang belum siap diolah lebih lanjut. Beberapa perusahaan juga membatasi produksi karena belum banyak pesanan untuk ekspor," ucapnya.

Meski mengalami kenaikan di triwulan II tahun 2019 terhadap triwulan I tahun 2019, namun pertumbuhan sektor produksi manufaktur Kalteng turun 5,57 persen dibandingkan triwulan II tahun 2018 (y on y). Hal itu disebabkan ketiga jenis pendukung mengalami penurunan produksi terhadap triwulan II tahun 2018.

Pertumbuhan y-on-y industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya mengalami penurunan sebesar 58,20 persen, industri makanan 3,62 persen, dan industri karet, barang dari karet dan plastik 22,84 persen.

"Pertumbuhan industri manufaktur ini perlu diperhatikan karena penyumbang terbesar kedua bagi perekonomian Kalteng. Jadi, pertumbuhannya harus diupayakan secara konsisten agar perekonomian Kalteng terus mengalami peningkatan," kata Yomin.

Baca juga: Produksi industri manufaktur besar dan sedang tumbuh 3,62 persen
Baca juga: CORE: pemerintah perlu mendongkrak investasi industri manufaktur