Medan (ANTARA) - Manajemen PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Sumatera bagian utara (Sumbagut) menargetkan pada akhir tahun ini seluruh agen dan pangkalan elpiji di wilayah itu sudah menggunakan sistem non tunai.

"Sejak sistem non tunai diberlakukan awal 2019, sebesar 94 persen agen dan 76 persen pangkalan elpiji di Sumbagut sudah menjalankan sistem non tunai tersebut," ujar Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I, Robby Hervindo di Medan, Jumat

Untuk agen, misalnya, dari total agen sebanyak 489, sudah 461 yang sudah menerapkan sistem non tunai.

Adapun untuk pangkalan, katanya, sudah lebih dari 16 ribu dari total pangkalan elpiji sebanyak 21 ribu .

"Akhir tahun ini ditargetkan seluruh agen dan pangkalan di wilayah MOR I sudah 100 persen menerapkan sistem non tunai," katanya.

Apalagi di Sumut, penggunaan non tunai juga sudah cukup besar.

Dari total 223 agen elpiji di Sumut , 212 agen telah menerapkan sistem non tunai.

Sementara untuk pangkalan elpiji, sudah hampir 7.000 yang menerapkan dari total 9.150 pangkalan elpiji yang ada

Dia menegaskan, manajemen PT Pertamina (MOR) I memberlakukan sistem "cashless payment" atau pembayaran non tunai bagi agen dan pangkalan elpiji di Sumbagut untuk semakin lebih mempermudah transaksi.

Menurut Robby dengan sistem non tunai, transaksi lebih cepat dan lancar sehingga kehandalan stok elpiji di agen dan pangkalan diharapkan semakin meningkat.

Transaksi non tunai, katanya, memungkinkan pangkalan melakukan pemesanan dan pembayaran elpiji pada agen melalui mobile dan SMS banking.

Keuntungan lainnya, agen elpiji dapat melakukan pencatatan transaksi secara waktu nyata (real time) dan otomatis sehingga lebih akurat.

Di sisi lain, sistem itu juga meningkatkan sisi keamanan serta Pertamina dapat meningkatkan monitoring penyaluran elpiji pada agen dan pangkalan.

Pada setiap aplikasi bank, katanya, terhubung "host-to-host" dengan Sistem Monitoring Penyaluran LPG 3kg (Simol3k) Pertamina.

Integrasi sistem itu juga mempermudah Pertamina dalam memonitor penyaluran elpiji 3 kg yang disalurkan baik kepada agen maupun pangkalan.

"Ke depannya, sistem itu juga akan mendukung penerapan distribusi elpiji tertutup yang rencananya diterapkan pemerintah melalui Kementerian ESDM pada tahun 2020," ujarnya.

Mengenai konsumsi elpiji di Sumut hingga Juli 2019, masing - masing bersubsidi 3kg mencapai 18,7 juta tabung.

Sedangkan konsumsi elpiji non subsidi Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg mencapai 350 ribu dan 109 ribu tabung.

Baca juga: Penjualan avtur di Bandara Kualanamu capai satu juta liter

Baca juga: Pertamina: Konsumsi elpiji di Sumut kembali normal