Jakarta (ANTARA News) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi proposal investasi yang diajukan perusahaan baja besar asal India, Mittal, karena jika tidak bisa mengorbankan kepentingan bangsa dalam jangka panjang. "PKS meminta pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam membuat keputusan yg sangat strategis ini dan tidak mengorbankan kepentingan bangsa dalam jangka panjang. Pemerintah harus berhati-hati dalam menyikapi proposal investasi Mittal," kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPR Zulkieflimansyah (Zul) melalui layanan pesan singkat (SMS), Sabtu. Zulkieflimansyah mengatakan, Indonesia memang sangat mengharapkan investasi untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Indonesia sulit menyelesaikan persoalan mendasar pembangunan seperti pengangguran dan kemiskinan tanpa investasi yg berkualitas. Karena itu, keinginan Arcelor-Mittal, produsen baja terbesar di dunia untuk berinvestasi di Indonesia tentu disambut gembira. Zul mengatakan, ada tiga opsi yang ditawarkan Mittal. Pertama, mengembangkan sendiri usaha pertambangan yang berkaitan dengan industri baja. Kedua, menawarkan diri menjadi mitra strategis bagi PT Krakatau Steel (KS) dan ketiga membentuk perusahaan joint venture (patungan) dengan PT KS. "Pemerintah karena target-target jangka pendek yang harus segera dipenuhi nampaknya lebih memilih opsi yang kedua," katanya. "Opsi ini dalam jangka pendek memang menarik. Tapi dalam jangka panjang sangat berbahaya dimana terbuka kesempatan utk asing menguasai KS yg merupakan jantung industrialisasi kita dan adanya kemungkinan ketergantungan kita pada asing dalam waktu yg sangat panjang," katanya. Untuk itu PKS meminta pemerintah untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi proposal investasi itu. Apalagi sekarang kinerja KS sangat baik, sehingga menyerahkan sebagian kepemilikannya pada asing akan sangat mengorbankan pembelajaran dan kemampuan menguasai teknologi yang realitasnya sangat sulit bahkan tidak mungkin ketika perusahaan asing bermitra dengan perusahaan lokal. (*)