Warga Sukabumi berhamburan ke luar rumah saat diguncang gempa 7,4 SR
2 Agustus 2019 19:41 WIB
Warga di Kampung Benteng Kidul, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jabar masih enggan masuk ke rumah pascagempa bumi berkekutan 7,4 SR yang berpusat di Sumur, Banten, Jumat (2/8/2019). ANTARA/Aditya Rohman/aa
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Warga Sukabumi, Jawa Barat panik dan langsung berhamburan ke luar rumah akibat kencangnya getaran gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter berpusat di Sumur, Banten pada pukul 19.03 WIB.
"Getarannya cukup lama dan besar, bahkan air yang berada di akuarium pun bergoyang kencang saat gempa berlangsung. Tanpa pikir panjang, kami langsung berlari ke luar rumah untuk mencari tempat yang aman," kata warga Benteng Kidul, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi Rudiansyah di Sukabumi, Jumat malam.
Tidak hanya di permukiman, warga yang sedang berbelanja di pusat perdagangan pun berlarian ke luar supermarket akibat panik merasakan getaran gempa yang besar itu, ditambah durasi waktu guncangannya cukup lama.
"Beruntung saat gempa saya tidak terlalu jauh dari pintu ke luar City Mall sehingga dengan mudah ke luar. Awalnya saya ke supermarket ini untuk membeli kebutuhan keluarga bersama anak dan istri, tapi terpaksa diurungkan niat itu karena khawatir ada gempa susulan," kata salah seorang pengunjung supermarket yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi Muhamad Sadeli.
Gempa yang berlokasi di 7.54 lintang selatan (LS) 104.58 bujur timur (BT) (147 km Barat daya Sumur, Banten dengan kedalaman pusat gempa 10 km di bawah permukaan laut juga dirasakan warga Kabupaten Sukabumi baik yang tinggal di wilayah selatan maupun utara.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan getaran gempa merata dirasakan warga.
"Kami instruksikan kepada petugas dan relawan yang berada di masing-masing kecamatan untuk melakukan penyisiran dan mendata jika ada kerusakan akibat gempa ini," katanya.
Informasi yang diperoleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa berkekuatan 7.4 SR yang terjadi pada Jumat, (2/8) sekitar pukul 19.03 WIB berlokasi di 7.54 LS, 104.58 BT 147 km Baratdaya Sumur, Banten dengan kedalaman 10 km dan berpotensi menyebabkan tsunami.
"Getarannya cukup lama dan besar, bahkan air yang berada di akuarium pun bergoyang kencang saat gempa berlangsung. Tanpa pikir panjang, kami langsung berlari ke luar rumah untuk mencari tempat yang aman," kata warga Benteng Kidul, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi Rudiansyah di Sukabumi, Jumat malam.
Tidak hanya di permukiman, warga yang sedang berbelanja di pusat perdagangan pun berlarian ke luar supermarket akibat panik merasakan getaran gempa yang besar itu, ditambah durasi waktu guncangannya cukup lama.
"Beruntung saat gempa saya tidak terlalu jauh dari pintu ke luar City Mall sehingga dengan mudah ke luar. Awalnya saya ke supermarket ini untuk membeli kebutuhan keluarga bersama anak dan istri, tapi terpaksa diurungkan niat itu karena khawatir ada gempa susulan," kata salah seorang pengunjung supermarket yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Cikole Kota Sukabumi Muhamad Sadeli.
Gempa yang berlokasi di 7.54 lintang selatan (LS) 104.58 bujur timur (BT) (147 km Barat daya Sumur, Banten dengan kedalaman pusat gempa 10 km di bawah permukaan laut juga dirasakan warga Kabupaten Sukabumi baik yang tinggal di wilayah selatan maupun utara.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan getaran gempa merata dirasakan warga.
"Kami instruksikan kepada petugas dan relawan yang berada di masing-masing kecamatan untuk melakukan penyisiran dan mendata jika ada kerusakan akibat gempa ini," katanya.
Informasi yang diperoleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa berkekuatan 7.4 SR yang terjadi pada Jumat, (2/8) sekitar pukul 19.03 WIB berlokasi di 7.54 LS, 104.58 BT 147 km Baratdaya Sumur, Banten dengan kedalaman 10 km dan berpotensi menyebabkan tsunami.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: