KBRI adakan Lokakarya Bambu Indonesia di Panama
2 Agustus 2019 17:50 WIB
Sejumlah warga Panama mengikuti pelatihan kerajinan bambu dalam Lokakarya Bambu Indonesia yang diadakan KBRI Panama City di Changuinola, provinsi Bocas del Toro, Panama pada 23-27 Juli 2019. (KBRI Panama City)
Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Panama City mengadakan kegiatan Lokakarya Bambu Indonesia pada 23-27 Juli 2019 untuk pengrajin lokal, komunitas akademisi, dan masyarakat di Changuinola, Provinsi Bocas del Toro, Panama.
"Indonesia merupakan salah satu negara penghasil bambu terbesar di dunia," kata Duta Besar RI untuk Panama Budhy Santoso, seperti dikutip dari keterangan tertulis KBRI Panama City yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dubes RI menyampaikan bahwa bambu sangat bermanfaat dan bernilai ekonomis bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga: Sepeda bambu asal Indonesia gondol penghargaan Gold Award
"Hampir di seluruh wilayah Indonesia memiliki tanaman bambu. Tanaman bambu tersebut dapat dijadikan instrumen musik, mebel, aksesoris, makanan, dan berbagai produk lainnya," ujar Dubes Budhy.
Kegiatan Lokakarya Bambu Indonesia merupakan inisiatif KBRI Panama City bekerja sama dengan Universidad de Panama, Kantor Regional Bocas del Toro di Changuinola. Inisiatif itu berawal dari kunjungan Dubes RI ke Changuinola pada 2018, dan dia melihat banyak tanaman bambu yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Dalam pertemuan dengan dengan Direktur Universidad de Panama, Dubes Budhy menawarkan pelatihan keahlian untuk membuat kerajinan bambu bagi masyarakat di Changuinola, dan tawaran itu pun disambut dengan baik.
Baca juga: Menteri LHK ajak masyarakat galakkan penanaman bambu
Menurut Dubes Budhy, lokakarya kerajinan bambu itu merupakan bagian dari kegiatan diplomasi budaya Indonesia. Dia berharap keahlian membuat kerajinan bambu pada gilirannya dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Dalam memberikan pelatihan, KBRI Panama City mendatangkan dua orang pakar bambu dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dan alumni beasiswa Darmasiswa Indonesia dari Kosta Rika.
Materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut cukup beragam, seperti cara memilih dan menebang bambu dengan baik serta cara membelah, memilah dan meraut bambu untuk dijadikan produk kerajinan tangan, instrumen musik, mebel, dan produk kuliner.
Lokakarya Bambu Indonesia rencananya akan diselenggarakan dua kali di Panama, yaitu pada 2019 dan 2020.
Untuk tahun ini, lokakarya difokuskan untuk mengenali keahlian dan kemampuan para peserta dalam mengolah bambu serta pemberian materi dasar dalam pengolahan bambu.
"Masyarakat di sini masih benar-benar awam dalam mengolah bambu, namun mereka sangat antusias mempelajarinya," kata Zaini Alif, ketua tim ISBI Bandung.
Selain belajar mebuat produk dari bambu, para peserta pelatihan juga mendapatkan pengetahuan tentang filosofis dan budaya Indonesia dalam mengolah dan menggunakan produk bambu.
"Dengan menyisipkan pengetahuan budaya Indonesia pada lokakarya ini, saya mengharapkan bambu dapat menjadi salah satu elemen penting bagi peningkatan hubungan antar masyarakat Panama dan Indonesia di masa depan," ucap Dubes Budhy.
Baca juga: Kubah bambu jadi panggung utama Kongres Kebudayaan Indonesia
"Indonesia merupakan salah satu negara penghasil bambu terbesar di dunia," kata Duta Besar RI untuk Panama Budhy Santoso, seperti dikutip dari keterangan tertulis KBRI Panama City yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dubes RI menyampaikan bahwa bambu sangat bermanfaat dan bernilai ekonomis bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga: Sepeda bambu asal Indonesia gondol penghargaan Gold Award
"Hampir di seluruh wilayah Indonesia memiliki tanaman bambu. Tanaman bambu tersebut dapat dijadikan instrumen musik, mebel, aksesoris, makanan, dan berbagai produk lainnya," ujar Dubes Budhy.
Kegiatan Lokakarya Bambu Indonesia merupakan inisiatif KBRI Panama City bekerja sama dengan Universidad de Panama, Kantor Regional Bocas del Toro di Changuinola. Inisiatif itu berawal dari kunjungan Dubes RI ke Changuinola pada 2018, dan dia melihat banyak tanaman bambu yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Dalam pertemuan dengan dengan Direktur Universidad de Panama, Dubes Budhy menawarkan pelatihan keahlian untuk membuat kerajinan bambu bagi masyarakat di Changuinola, dan tawaran itu pun disambut dengan baik.
Baca juga: Menteri LHK ajak masyarakat galakkan penanaman bambu
Menurut Dubes Budhy, lokakarya kerajinan bambu itu merupakan bagian dari kegiatan diplomasi budaya Indonesia. Dia berharap keahlian membuat kerajinan bambu pada gilirannya dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Dalam memberikan pelatihan, KBRI Panama City mendatangkan dua orang pakar bambu dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dan alumni beasiswa Darmasiswa Indonesia dari Kosta Rika.
Materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut cukup beragam, seperti cara memilih dan menebang bambu dengan baik serta cara membelah, memilah dan meraut bambu untuk dijadikan produk kerajinan tangan, instrumen musik, mebel, dan produk kuliner.
Lokakarya Bambu Indonesia rencananya akan diselenggarakan dua kali di Panama, yaitu pada 2019 dan 2020.
Untuk tahun ini, lokakarya difokuskan untuk mengenali keahlian dan kemampuan para peserta dalam mengolah bambu serta pemberian materi dasar dalam pengolahan bambu.
"Masyarakat di sini masih benar-benar awam dalam mengolah bambu, namun mereka sangat antusias mempelajarinya," kata Zaini Alif, ketua tim ISBI Bandung.
Selain belajar mebuat produk dari bambu, para peserta pelatihan juga mendapatkan pengetahuan tentang filosofis dan budaya Indonesia dalam mengolah dan menggunakan produk bambu.
"Dengan menyisipkan pengetahuan budaya Indonesia pada lokakarya ini, saya mengharapkan bambu dapat menjadi salah satu elemen penting bagi peningkatan hubungan antar masyarakat Panama dan Indonesia di masa depan," ucap Dubes Budhy.
Baca juga: Kubah bambu jadi panggung utama Kongres Kebudayaan Indonesia
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: