RSUD Soetomo tangani kembar siam dempet dada-perut asal Kendari
2 Agustus 2019 17:15 WIB
Dirut RSUD Dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi, Jumat (2/8/2019) menunjukkan foto bayi kembar siam dempet dada dan perut (thoracoabdomino phagus) bernama Aqila dan Nazila asal Kendari, Sulawesi Tenggara. (Foto Willy Irawan)
Surabaya (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya menangani bayi perempuan kembar siam dempet dada dan perut (thoracoabdomino phagus) bernama Aqila dan Nazila asal Kendari, Sulawesi Tenggara.
Direktur Utama RSUD Dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi di Surabaya, Jumat mengatakan hari tim penanganan kembar siam RSUD Dr Soetomo yang dipimpin Dr Agus Harianto mulai melakulan pemeriksaan dari pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi kepada bayi perempuan anak dari pasangan Yayasri dan Silvina Dewi.
Setelah semua pemeriksaan selesai, tim baru akan menentukan kapan operasi pemisahan kepada bayi berusia 16 bulan dan merupakan bayi kembar siam ke-99 yang telah ditangani.
Baca juga: Bayi kembar siam dempet Adam dan Malik mulai jalani operasi
"Nanti total ada 70 dokter yang akan menangani. Tapi penanggung jawabnya dari ketua tim Soetomo. Operasi pemisahan akan dilakukan sesegera mungkin. Begitu siap laboratorium, radiologi siap, segera," katanya.
Ketua tim penanganan bayi kembar siam RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Agus Harianto menjelaskan, kondisi yang dialami bayi Aqila dan Nazila sangat kompleks, dikarenakan dempetnya dari atas sampai bawah.
Agus menerangkan, operasi pemisahan kedua bayi baru bisa dilakukan jika umur si bayi mencukupi. Artinya, semakin besar si bayi akan semakin mudah untuk dipisahkan. Hal itu demi keselamatan pasien.
"Kami harus menyiapkan semuanya dari segala macam bentuk. Kami upayakan sehingga pasien naik di meja operasi kita sudah mengerti diagnosanya," ujarnya.
Secara umum, kata Agus kedua bayi dalam kondisi bagus, cantik dan aktif. Kedua bayi juga saling pukul memukul, yang artinya mereka mau dipisahkan dan tidak mau begitu lagi.
Sementara itu, anggota tim penanganan bayi kembar siam, dr Poerwadi menuturkan, paling aman dilakukan operasi pemisahan jika masing-masing berat badan bayi lima kilogram.
"Tapi untuk dempet dada dan perut yang sedemikian komplek, maka kita tidak mau ambil risiko. Kami mau operasi di umur 10 bulan. Tapi dengan berbagai pertimbangan, ini sampai umur 16 bulan," ujarnya.
Sementara itu ayah bayi, Yayasri mengemukakan pada usia kehamilan empat bulan, bayinya ditengarai kembar siam. Namun setelah pemeriksaan kali kedua dibilang sungsang.
"Akhirnya pas mau USG yang ketiga sudah lahir ini dan ketahuan kembar siam," ujarnya.
Dia berharap operasi pemisahan kedua bayinya berjalan lancar. Dia mengaku mendapat dukungan dari masyarakat Kendari.
"Semoga lancar dan tidak ada kendala di bagian tubuh bayi," katanya.
Baca juga: Jalani operasi pemisahan, bayi kembar siam Kendari dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya
Baca juga: Bayi kembar siam ditangani di RSUD Ulin Banjarmasin
Direktur Utama RSUD Dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi di Surabaya, Jumat mengatakan hari tim penanganan kembar siam RSUD Dr Soetomo yang dipimpin Dr Agus Harianto mulai melakulan pemeriksaan dari pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi kepada bayi perempuan anak dari pasangan Yayasri dan Silvina Dewi.
Setelah semua pemeriksaan selesai, tim baru akan menentukan kapan operasi pemisahan kepada bayi berusia 16 bulan dan merupakan bayi kembar siam ke-99 yang telah ditangani.
Baca juga: Bayi kembar siam dempet Adam dan Malik mulai jalani operasi
"Nanti total ada 70 dokter yang akan menangani. Tapi penanggung jawabnya dari ketua tim Soetomo. Operasi pemisahan akan dilakukan sesegera mungkin. Begitu siap laboratorium, radiologi siap, segera," katanya.
Ketua tim penanganan bayi kembar siam RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Agus Harianto menjelaskan, kondisi yang dialami bayi Aqila dan Nazila sangat kompleks, dikarenakan dempetnya dari atas sampai bawah.
Agus menerangkan, operasi pemisahan kedua bayi baru bisa dilakukan jika umur si bayi mencukupi. Artinya, semakin besar si bayi akan semakin mudah untuk dipisahkan. Hal itu demi keselamatan pasien.
"Kami harus menyiapkan semuanya dari segala macam bentuk. Kami upayakan sehingga pasien naik di meja operasi kita sudah mengerti diagnosanya," ujarnya.
Secara umum, kata Agus kedua bayi dalam kondisi bagus, cantik dan aktif. Kedua bayi juga saling pukul memukul, yang artinya mereka mau dipisahkan dan tidak mau begitu lagi.
Sementara itu, anggota tim penanganan bayi kembar siam, dr Poerwadi menuturkan, paling aman dilakukan operasi pemisahan jika masing-masing berat badan bayi lima kilogram.
"Tapi untuk dempet dada dan perut yang sedemikian komplek, maka kita tidak mau ambil risiko. Kami mau operasi di umur 10 bulan. Tapi dengan berbagai pertimbangan, ini sampai umur 16 bulan," ujarnya.
Sementara itu ayah bayi, Yayasri mengemukakan pada usia kehamilan empat bulan, bayinya ditengarai kembar siam. Namun setelah pemeriksaan kali kedua dibilang sungsang.
"Akhirnya pas mau USG yang ketiga sudah lahir ini dan ketahuan kembar siam," ujarnya.
Dia berharap operasi pemisahan kedua bayinya berjalan lancar. Dia mengaku mendapat dukungan dari masyarakat Kendari.
"Semoga lancar dan tidak ada kendala di bagian tubuh bayi," katanya.
Baca juga: Jalani operasi pemisahan, bayi kembar siam Kendari dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya
Baca juga: Bayi kembar siam ditangani di RSUD Ulin Banjarmasin
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: