Jakarta (ANTARA) - Pergerakan Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah 91 poin atau 0,65 persen menjadi Rp14.209 per dolar AS.

"Dolar AS menguat terhadap hampir semua mata uang utama dunia. Penguatan dolar AS didorong oleh pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang diluar ekspektasi pasar," kata Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Jumat.

The Fed, lanjut dia, memangkas hanya sebagai antisipasi pelemahan ekonomi akibat perang dagang, dan tidak memberi sinyal penurunan dalam jangka panjang.

Ia memaparkan, pernyataan Powell mengenai pemangkasan suku bunga merupakan penyesuaian kebijakan The Fed terhadap kenaikan suku bunga tahun lalu. Pemotongan suku bunga juga bukan berarti The Fed akan secara agresif menurunkan tingkat suku bunga.

"Pernyataan tersebut mendorong investor menempatkan dananya dalam dolar AS di tengah kemungkinan pemotongan suku bunga yang akan lebih agresif dilakukan bank sentral lainya," katanya.

Sebelumnya, The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran dua persen hingga 2,25 persen, Rabu (31/7) lalu.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan isu perang dagang yang masih berlangsung turut mempengaruhi pergerakan mata uang negara berkembangn.

"Donald Trump melalui akun twitter mencuit rencana tarif impor tambahan sebesar 10 persen untuk produk import Tiongkok, memperkeruh ketegangan negosiasi dagang AS-Tiongkok yang belum menunjukan perkembangan," katanya.

Para pelaku pasar, lanjut dia, memandang hal ini dapat memicu akan berlanjutnya perang dagang kedua belah negara dan menahan laju pertumbuhan ekonomi dunia.

Baca juga: Tarif baru Trump dapat jadi pemicu penurunan suku bunga Fed berikutnya

Baca juga: Pergantian suku bunga ringan Fed hancurkan ekspektasi inflasi AS