Jakarta (ANTARA) - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza Azzahra menyatakan, pendidikan vokasi di beragam sektor industri seperti perbankan akan semakin mengikuti tren digitalisasi sehingga teknologi digital juga harus dapat dipahami seluruh warga.

"Semuanya akan mulai beralih mengikuti tren digitalisasi atau komputerisasi yang dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan cepat," kata Nadia Fairuza Azzahra di Jakarta, Kamis.

Menurut Nadia, dengan didukung infrastruktur yang sudah berkembang, maka pekerja yang memilliki keterampilan dalam dunia digital, teknologi, e-commerce akan semakin dicari ke depannya.

Ia berpendapat bahwa kesiapan tenaga kerja Indonesia dalam hal penguasaa teknologi dan kompetensi yang memadai menjadi kunci keberhasilan untuk bertahan di era ini.

Padahal, lanjutnya, teknologi digital dinilai masih belum dipahami dan dikuasai secara merata di berbagai daerah yang ada di wilayah Republik Indonesia.

"Pengembangan program studi seperti virtual reality, 3D printing, design communication visual, e-commerce perlu ditingkatkan karena di masa depan, profesi-profesi dalam bidang inilah yang akan memiliki kesempatan lebih luas untuk ditekuni," katanya.

Selain dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak, profesi di sektor itu dinilai juga dapat menciptakan pengusaha-pengusaha mandiri, dalam artian pekerja dengan keahlian ini bisa menjadi wirausaha atau freelancer.

Mereka dinilai bisa bekerja tanpa terikat dengan perusahaan dan bisa bekerja dari mana saja, termasuk dari rumah, karena tidak memerlukan kantor fisik. Fenomena ini akan memunculkan unit-unit usaha yang lebih mandiri.

Kemudian, ujar dia, pekerja dengan keahilan di bidang digital/IT memiliki banyak pilihan karir. Lulusan dengan gelar IT dapat bekerja di banyak sektor dan menekuni berbagai profesi, mulai dari technical writer, web developer, IT director, programmer, data analyst dan lainnya.

"Karier dalam bidang ini memiliki peluang gaji yang cukup tinggi. Keahlian di bidang IT merupakan keahlian spesifik yang akan terus dibutuhkan oleh sektor industri," ucapnya.

Sebagaimana diwartakan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan ekonomi digital akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2045.

"Kita melihat di tahun 2045 ekonomi kreatif dan ekonomi digital bisa menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Bambang Brodjonegoro saat menghadiri diskusi Manfaat Ekonomi Digital di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (23/7).

Bambang mengatakan sektor yang menggerakkan roda ekonomi ke depannya bukan berasal dari pertambangan, pertanian, maupun manufaktur. Tiga sektor tersebut dianggap banyak mengalami kelemahan dan tidak bisa dijadikan andalan ekonomi Indonesia.

Sementara itu, lembaga riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyebut teknologi digital dapat menjadi landasan pembangunan ekonomi inklusif di Indonesia.

"Penerima manfaat terbesar dari perkembangan ekonomi digital adalah dunia usaha terutama UMKM, dan tentunya konsumen. Sehingga bisa mendorong upaya pemerintah dalam menciptakan ekonomi inklusif," ujar Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal dalam diskusi di Jakarta, Selasa (23/7).

Baca juga: Kemenristekdikti: pendidikan vokasi masih fokus utama
Baca juga: Kemenperin susun kurikulum SMK agar selaras dengan kebutuhan industri