Megawati: Calon Independen Sulit Berkonsolidasi
10 April 2008 17:07 WIB
Jambi (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP), Megawati Soekarnoputri, berpendapat bahwa pengesahan calon perorangan atau calon independen ikut Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 akan sangat sulit berkonsolidasi.
"Bagaimana mungkin calon Independen bisa berkonsolidasi. Itu pasti massanya mencair dan mengambang," kata Presiden RI periode 2001-2004 itu dalam temu kader PDIP di Jambi, Kamis.
Seseorang yang mencalonkan diri menjadi Presiden, gubernur, bupati dan walikota tidak sebaik menggunakan partai politik (parpol).
Sebab partai menjadi alat perjuangan dan ideologi dalam sistem ketatanegaraan. Di negara manapun tidak ada yang tidak menggunakan partai politik sebagai alat demokrasi dan perjuangan.
Jika pimpinan parpol mampu bekerja keras dan menggalang kekompakan, maka tidak akan ditinggalkan massa pendukungnya. Bagaimana calon perseorangan bila ditinggalkan pendukungnya, pasti repot.
Ia mencontohkan dirinya sebagai kaum perempuan merupakan pimpinan parpol terlama di Indonesia. "Coba lihat pimpinan parpol mana terlama di Indonesia. Saya memimpin PDIP cukup lama karena terus berkonsolidasi, bekerja keras dan turun ke daerah-daerah," kata mantan Presiden RI ke 5 itu.
Negara yang demokratis sekalipun menjadi kuat dan maju karena dukungan partai politik, sebab partai politik bukan hanya sekedar untuk merebut kekuasaan tetapi juga seni.
Oleh karena itu, PDIP yang telah mencalonkan dirinya kembali pada Pilpres 2009, telah siap memenangkan Pemilu 2009. "Pada Pilpres 2004 saya tidak kalah, tetapi kurang suara, ujarnya.
Ia mengakui, DIP kini cukup solid dibanding sebelumnya, sehingga bisa menang pada Pemilu 2009.
Pada temu kader di Jambi, Megawati juga memberikan bantuan benih padi unggul "MSP" (Mari Sejahterakan Petani) secara gratis kepada petani.
Turut dalam rombongan Megawati ke Jambi adalah Wakil Ketua DPP PDIP Theo Syafei, anggota Dewan Pertimbangan Pusat Zainal Basrie Palaguna, dan staf khusus Megawati, Ari Junaedi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008
Tags: