Bangunan SD "korban" gempa 2017 di Tasikmalaya belum diperbaiki
1 Agustus 2019 18:48 WIB
Bangunan dua kelas SD Negeri Puspamulya, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, rusak akibat gempa bumi pada 2017. (Dok foto warga)
Tasikmalaya (ANTARA) - Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Puspamulya, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang rusak diguncang gempa bumi pada 2017 belum diperbaiki pemerintah, akibatnya siswa belajar di tempat lain dengan kondisi seadanya.
"Sudah dua tahun sejak kejadian gempa kondisinya rusak, atapnya roboh," kata Nani Juarni salah seorang guru SD Negeri Puspamulya, Tasikmalaya, Kamis.
Ia menuturkan, gempa bumi yang melanda Tasikmalaya telah menyebabkan bangunan dua kelas terutama bagian atapnya roboh, sehingga tidak bisa digunakan siswa untuk kegiatan belajar mengajar.
Selama kelas rusak, kata dia, para siswa belajar di tempat seadanya, seperti di halaman sekolah, bahkan saat ini memanfaatkan ruang guru yang disekat antarameja guru dengan siswa.
"Kalau yang belajar di kantor guru baru sekarang ini," katanya.
Ia mengungkapkan, melaksanakan kegiatan belajar mengajar tanpa ruang kelas yang memadai tidak berjalan efektif, sehingga berharap adanya perbaikan kelas.
"Harapan kami secepatnya kelas dibangun lagi, karena kasihan anak-anak," katanya.
Kepala SDN Puspamulya Maman Firmana menambahkan, pihak sekolah sudah beberapa kali mengusulkan perbaikan kelas yang rusak akibat bencana alam ke Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya.
Namun usulan itu, kata dia, belum ada kabar akan direnovasi oleh pemerintah, sehingga kondisinya tetap dibiarkan rusak dan tidak bisa digunakan.
"Belum ada realisasi, katanya tunggu," kata Maman.
Ia menambahkan, bangunan SDN Puspamulya berdiri sejak 1981, kemudian rusak akibat gempa bumi pada tahun 2009, dan mendapatkan bantuan perbaikan dari lembaga filantropi Dompet Dhuafa pada 2010, dan terakhir rusak akibat gempa pada 2017.
"Sementara sekarang belajar di ruangan seadanya," katanya.
"Sudah dua tahun sejak kejadian gempa kondisinya rusak, atapnya roboh," kata Nani Juarni salah seorang guru SD Negeri Puspamulya, Tasikmalaya, Kamis.
Ia menuturkan, gempa bumi yang melanda Tasikmalaya telah menyebabkan bangunan dua kelas terutama bagian atapnya roboh, sehingga tidak bisa digunakan siswa untuk kegiatan belajar mengajar.
Selama kelas rusak, kata dia, para siswa belajar di tempat seadanya, seperti di halaman sekolah, bahkan saat ini memanfaatkan ruang guru yang disekat antarameja guru dengan siswa.
"Kalau yang belajar di kantor guru baru sekarang ini," katanya.
Ia mengungkapkan, melaksanakan kegiatan belajar mengajar tanpa ruang kelas yang memadai tidak berjalan efektif, sehingga berharap adanya perbaikan kelas.
"Harapan kami secepatnya kelas dibangun lagi, karena kasihan anak-anak," katanya.
Kepala SDN Puspamulya Maman Firmana menambahkan, pihak sekolah sudah beberapa kali mengusulkan perbaikan kelas yang rusak akibat bencana alam ke Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya.
Namun usulan itu, kata dia, belum ada kabar akan direnovasi oleh pemerintah, sehingga kondisinya tetap dibiarkan rusak dan tidak bisa digunakan.
"Belum ada realisasi, katanya tunggu," kata Maman.
Ia menambahkan, bangunan SDN Puspamulya berdiri sejak 1981, kemudian rusak akibat gempa bumi pada tahun 2009, dan mendapatkan bantuan perbaikan dari lembaga filantropi Dompet Dhuafa pada 2010, dan terakhir rusak akibat gempa pada 2017.
"Sementara sekarang belajar di ruangan seadanya," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019
Tags: