Denpasar (ANTARA News) - Wanita yang tertular virus HIV/AIDS di Bali diprediksikan 441 kasus dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS. Mereka terdiri atas pengguna narkoba suntik (penasun) 33 orang, pekerja seks komersial 120 orang dan wanita baik-baik bukan PSK 288 orang, kata Gurubesar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Prof Dr dr K. Tuti Parwati Merati di Denpasar Kamis. Ia mengatakan, data yang dilaporkan Dinas Kesehatan Propinsi Bali, akhir Nopember 2007 itu menunjukkan, lebih banyak Odha wanita bukan PSK dibanding PSK yang tertular virus HIV/AIDS. "Dari mana wanita itu tertular, kalau bukan dari pasangan atau suaminya. Sebenarnya lebih banyak lagi kasus-kasus HIV/AIDS, namun belum terungkap ke permukaan dan masuk dalam laporan dinas kesehatan," ujar Tuti Parwati. Data penderita HIV/AIDS Dinas Kesehatan Bali dirangkum dari surveilan aktif pada populasi resiko tinggi, laporan rumah sakit dan klinik di Bali. Tuti Parwati menambahkan, akibat cukup banyaknya wanita kehilangan kekebalan daya tubuh kini tercatat 20 kasus HIV positif terjangkit pada anak dan bayi. "Kebanyakan kita selalu melihat dari sisi gelap, bahwa anak tersebut pastilah lahir dari ibu yang pekerja seks komersial (PSK) atau pecandu narkoba," ujar Tuti Parwati. Sebenarnya tidak sedikit anak yang tercemar virus HIV itu terlahir dari ibu yang naif dan baik-baik. Kasus HIV positif pada anak dan bayi terjadi akibat krisis sosial, termasuk kekerasan pada anak seperti kasus pedopilia dan prostitusi pada anak. Oleh sebab itu perlu kepedulian semua pihak mulai dari lingkungan keluarga, banjar, desa adat hingga lingkungan yang lebih luas dalam menanggulangi HIV/AIDS yang kondisinya semakin mengkhawatirkan, ujar Tuti Parwati.(*)