"Sebelumnya, Indonesia menganggap Rusia masih Soviet yang tertutup dan orang Rusia menganggap Indonesia masih seperti zaman Sukarno yang belum maju," kata Mohammad Wahid di sela Bisnis Forum Indonesia-Rusia di Moskow, Kamis.
Forum Indonesia-Rusia itu mengawali Festival Indonesia yang digelar 2-4 Agustus di taman seluas 16,5 hektare yang berada di tengah ibu kota Rusia tersebut.
Festival Indonesia yang digelar tiap tahun sejak 2016, menurut Dubes, mengubah citra kurang baik itu, sehingga keterbukaan informasi, kerja sama bisnis, dan saling kepercayaan semakin tinggi.
Sejak tahun lalu, Wali Kota Moskow bahkan mendukung penuh Festival Indonesia dengan menggratiskan tempat pameran di taman kota.
"Wali Kota Moskow juga memasang iklan di jalur Metro (kereta bawah tanah) yang digunakan oleh 14 juta warga kota itu. Ini tidak ternilai," katanya.
Untuk itu, jika pada 2018 pengunjung pameran sebanyak 130 ribu, pada pameran kali ini ditargetkan menjadi 140 ribu.
Pelaku bisnis makanan kemasan Indonesia yang diundang ikut dalam forum bisnis, Tan Kok Kim, menyatakan, ternyata orang Rusia sangat terbuka menerima produk negeri asing.
"Saya sudah keliling pasar. Mereka sangat menerima produk negara lain. Ini beda dengan kesan saya selama ini yang mengira Rusia tertutup bagi perdagangan negara lain," katanya.
Dia yakin pengusaha Indonesia bisa memasarkan produk konsumen ke Rusia.
Baca juga: Kemitraan strategis ASEAN-Rusia catat peningkatan nilai perdagangan
Baca juga: Promosi Wonderful Indonesia di Moskow untuk tarik wisatawan Rusia