Atasi buaya di Sungai Singkawang, pemkot sampaikan upaya penanganan
1 Agustus 2019 12:57 WIB
BKSDA Evakuasi Buaya Muara Seorang petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar menggendong seekor buaya muara yang dievakuasi dari rumah warga di Jalan Komyos Soedarso, Pontianak, Kalbar, Rabu (13/7/2016). (ANTARA FOTO/Sheravim)
Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie akhirnya angkat bicara mengenai upaya yang dilakukan pemerintah kota terkait kemunculan seekor buaya di Sungai Singkawang yang sempat menghebohkan warga baru-baru ini.
"Terkait dengan kemunculan buaya tersebut, sebenarnya sudah kita bicarakan dan bahkan kemarin sebenarnya mau dilakukan rapat. Tapi, dikarenakan jadwalnya berbenturan dengan kegiatan lain, sehingga rapatnya kita undur dan berlangsung hari ini," katanya Kamis, di Pontianak.
Ia menjelaskan rapat yang digelar tentunya melibatkan Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang BKSDA Kalbar dan Forkopimda guna mencari solusi bagaimana mengatasi buaya-buaya yang ada di Sungai Singkawang sehingga tidak lagi mengancam kehidupan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar sungai.
"Karena ini juga sudah menjadi kegelisahan bagi masyarakat terutama yang tinggal di sekitar sungai," ujarnya.
Sambil mencari solusinya, dia mengimbau ke masyarakat Singkawang untuk tidak bermain di sekitar sungai.
"Beberapa hari yang lalu, saya sudah lihat videonya, yang mana buaya tersebut sudah semakin besar. Dan menurut informasi, keberadaan buaya di Sungai Singkawang itu lebih dari satu ekor," katanya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Kota Singkawang, BKSDA Kalbar Suparto mengatakan, jika pihaknya telah memasang papan imbauan kepada masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai untuk tidak melakukan aktivitas di sungai ketika air sedang naik.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak mengganggu bahkan membunuh buaya tersebut. "Masyarakat juga diimbau untuk tidak membuang sisa-sisa potongan hewan seperti ayam ke dalam sungai karena hal tersebut dapat mengundang mereka untuk datang," ujarnya.
Dia menilai memang bulan-bulan ini buaya sering muncul. Apalagi jaraknya hanya sekitar 3 km dari muara ke pemukiman penduduk.
BKSDA tidak dapat berbuat banyak karena daerah itu merupakan habitat tempat tinggal buaya. "Kita akan lakukan pertemuan bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Singkawang untuk mencari solusi ke depannya," demikian Suparto.
Baca juga: Pemkot Singkawang cari pawang untuk tangkap empat buaya
Baca juga: BKSDA Kalbar kembalikan 3.505 ikan arwana irian ke Merauke
Baca juga: Pasukan kuning Singkawang temukan ikan berkepala buaya
"Terkait dengan kemunculan buaya tersebut, sebenarnya sudah kita bicarakan dan bahkan kemarin sebenarnya mau dilakukan rapat. Tapi, dikarenakan jadwalnya berbenturan dengan kegiatan lain, sehingga rapatnya kita undur dan berlangsung hari ini," katanya Kamis, di Pontianak.
Ia menjelaskan rapat yang digelar tentunya melibatkan Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang BKSDA Kalbar dan Forkopimda guna mencari solusi bagaimana mengatasi buaya-buaya yang ada di Sungai Singkawang sehingga tidak lagi mengancam kehidupan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar sungai.
"Karena ini juga sudah menjadi kegelisahan bagi masyarakat terutama yang tinggal di sekitar sungai," ujarnya.
Sambil mencari solusinya, dia mengimbau ke masyarakat Singkawang untuk tidak bermain di sekitar sungai.
"Beberapa hari yang lalu, saya sudah lihat videonya, yang mana buaya tersebut sudah semakin besar. Dan menurut informasi, keberadaan buaya di Sungai Singkawang itu lebih dari satu ekor," katanya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Kota Singkawang, BKSDA Kalbar Suparto mengatakan, jika pihaknya telah memasang papan imbauan kepada masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai untuk tidak melakukan aktivitas di sungai ketika air sedang naik.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak mengganggu bahkan membunuh buaya tersebut. "Masyarakat juga diimbau untuk tidak membuang sisa-sisa potongan hewan seperti ayam ke dalam sungai karena hal tersebut dapat mengundang mereka untuk datang," ujarnya.
Dia menilai memang bulan-bulan ini buaya sering muncul. Apalagi jaraknya hanya sekitar 3 km dari muara ke pemukiman penduduk.
BKSDA tidak dapat berbuat banyak karena daerah itu merupakan habitat tempat tinggal buaya. "Kita akan lakukan pertemuan bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Singkawang untuk mencari solusi ke depannya," demikian Suparto.
Baca juga: Pemkot Singkawang cari pawang untuk tangkap empat buaya
Baca juga: BKSDA Kalbar kembalikan 3.505 ikan arwana irian ke Merauke
Baca juga: Pasukan kuning Singkawang temukan ikan berkepala buaya
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: