Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, ditutup turun 1,62 persen mengikuti penurunan bursa regional. IHSG BEI ditutup turun 37,027 poin untuk berada di posisi 2.270,819, sedangkan indeks LQ45 bergerak negatif dengan menurun 8,920 poin (1,83 persen) ke level 478,498. Analis Riset PT Recapital Securities, Poltak Hotradero, mengatakan bahwa penurunan indeks BEI pada sesi pagi ini lebih disebabkan mengikuti melemahnya bursa regional. "Ini merata di bursa regional, sehingga indeks kita juga turun," kata Poltak. Pada perdagangan Selasa ini beberapa bursa di kawasan Asia mengalami penurunan, di antaranya bursa Tokyo dengan indeks Nikkei-225 melemah 199,80 poin atau 1,49 persen menjadi 13.250,42, bursa Hongkong turun dengan indeks Hang Seng ditutup turun 267,07 poin atau 1,09 persen ke level 24.311,68 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times terkoreksi 54,11 poin atau 1,70 persen menjadi 3.127,80. Melemahnya sebagian besar bursa kawasan Asia ini telah diikuti oleh pergerakan saham-saham di BEI, sehingga menutup sentimen positif dari dalam negeri. Poltak mengungkapkan bahwa terpilihnya Boediono menjadi gubernur Bank Indonesia (BI) bukannya tidak diterima pasar. "Kondisi saat ini tidak berarti Boediono tidak diterima pasar, karena tidak serta merta pemilihan ini bisa langsung menurunkan inflasi, namun itu perlu proses," jelasnya. Dia juga menegaskan bahwa penurunan indeks BEI ini lebih besar dipengaruhi oleh bursa regional, sehingga membuat pergerakan sahamnya didominasi yang turun sebanyak 138 dibanding yang naik 43, sedangkan 55 stagnan dan 222 tidak aktif diperdagangkan. Penurunan indeks dipimpin beberapa saham unggulan seperti saham Telkom yang terkoreksi Rp200 menjadi Rp9.250, Astra Internasional turun Rp850 ke posisi Rp18.350, Bank Mandiri tergerus Rp175 ke Rp2.800, Bakrie Plantation melemah Rp50 ke level Rp1.360, Bank BCA tertekan Rp75 ke harga Rp2.825 dan Bank BRI turun Rp150 ke Rp5.850. Volume perdagangan mencapai 1,673 miliar saham dengan nilai Rp3,517 triliun dari 45.979 kali transaksi. (*)