Pelni berlakukan satu tiket untuk satu tempat tidur penumpang
31 Juli 2019 17:48 WIB
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero) Yahya Kuncoro memberikan keterangan kepada awak media terkait pemberlakuan "one man one seat" di Jakarta, Rabu. (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Jakarta (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) siap memberlakukan aturan penjualan tiket "one man one seat", yaitu satu tiket untuk satu tepat duduk atau tempat tidur penumpang mulai Kamis (1/8) 2019.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero) Yahya Kuncoro dalam diskusi di Jakarta, Rabu menjelaskan kebijakan pengaturan penjualan satu tiket untuk satu tempat tidur sudah disosialisasikan lebih dari empat minggu sebelumnya.
"Dengan kebijakan ini mulai besok seluruh kapal hanya akan mengangkut penumpang sesuai bed terpasang di kapal," katanya.
Yahya mengaku pihaknya sudah siap dengan kebijakan perusahaan, kapal hanya akan diisi sesuai kapasitas tempat tidur dan tidak ada penambahan penjualan tiket "non-seat" atau penjualan tiket toleransi kelebihan penumpang.
“Insya Allah, kami sudah siap menerapkan kebijakan untuk perbaikan layanan di kapal. Tidak ada lagi penumpang berlebih, semua konsumen mendapatkan bed,"terang Yahya Kuncoro.
Sejak angkutan lebaran 1440 H berakhir, Pelni telah melakukan sosialisasi kebijakan pemberlakuan pelayanan satu tiket untuk satu penumpang atau tidak menjual tiket "non-seat".
Kebijakan penjualan tiket "non-seat" menimbulkan permasalahan bagi pelanggan karena penumpang "non-seat" menempati lorong-lorong akses pelayanan.
“Penjualan tiket berjalan lancar dan aman. Penumpang yang tidak mendapatkan tiket pada hari yang diinginkan, tidak memaksakan diri. Umumnya mereka langsung pesan untuk pemberangkatan berikutnya atau menggunakan kapal lain yang satu jurusan,” tutur Yahya Kuncoro.
Pelayanan tiket Pelni sudah bisa melalui daring, pesan tiket melalui aplikasi dan mencetak tiket dapat dilakukan saat akan berangkat di pelabuhan keberangkatan.
“Penumpang cukup pesan tiket via telepon pintar, bayar pakai ATM/atau internet banking, dapat kode booking dan print tiket saat akan berangkat di pelabuhan. Tidak usah dipirint di kantor cabang, cukup di pelabuhan keberangkatan. Kami ingin penumpang tidak repot," katanya.
Pelni juga sedang memperbaiki tampilan kapalnya, di antaranya toilet, tempat sampah, vinil, restoran, dinding dan tanda-tanda di kapal dipermak lebih kekinian dan memudahkan konsumen.
“Kapal sebagai sarana pelayanan tampilanya kami bikin keren agar penumpang lebih dapat menikmati pelayaran bersama Pelni," katanya.
Pelnisaat ini megoperasikan 26 kapal trayek nusantara dengan 83 pelabuhan singgah melayani 1.239 ruas dengan total kapasitas angkut 33.608 penumpang atau kursi per hari. Selain itu Pelni juga melayani 46 trayek kapal perintis menyinggahi 305 pelabuhan, 4.620 ruas dengan kapasitas 13.961 penumpang per hari.
“Kepada masyarakat, khususnya pengguna kapal Pelni kami menyampaikan terima kasih atas dukungan pemberlakuan penjualan tiket sesuai kapasitas tempat tidur di kapal," kata Yahya.
Baca juga: Perkuat wisata bahari, Pelni luncurkan Pinisi Pelita Arunika
Baca juga: Pelni hentikan penjualan tiket "non-seat" mulai 1 Agustus
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero) Yahya Kuncoro dalam diskusi di Jakarta, Rabu menjelaskan kebijakan pengaturan penjualan satu tiket untuk satu tempat tidur sudah disosialisasikan lebih dari empat minggu sebelumnya.
"Dengan kebijakan ini mulai besok seluruh kapal hanya akan mengangkut penumpang sesuai bed terpasang di kapal," katanya.
Yahya mengaku pihaknya sudah siap dengan kebijakan perusahaan, kapal hanya akan diisi sesuai kapasitas tempat tidur dan tidak ada penambahan penjualan tiket "non-seat" atau penjualan tiket toleransi kelebihan penumpang.
“Insya Allah, kami sudah siap menerapkan kebijakan untuk perbaikan layanan di kapal. Tidak ada lagi penumpang berlebih, semua konsumen mendapatkan bed,"terang Yahya Kuncoro.
Sejak angkutan lebaran 1440 H berakhir, Pelni telah melakukan sosialisasi kebijakan pemberlakuan pelayanan satu tiket untuk satu penumpang atau tidak menjual tiket "non-seat".
Kebijakan penjualan tiket "non-seat" menimbulkan permasalahan bagi pelanggan karena penumpang "non-seat" menempati lorong-lorong akses pelayanan.
“Penjualan tiket berjalan lancar dan aman. Penumpang yang tidak mendapatkan tiket pada hari yang diinginkan, tidak memaksakan diri. Umumnya mereka langsung pesan untuk pemberangkatan berikutnya atau menggunakan kapal lain yang satu jurusan,” tutur Yahya Kuncoro.
Pelayanan tiket Pelni sudah bisa melalui daring, pesan tiket melalui aplikasi dan mencetak tiket dapat dilakukan saat akan berangkat di pelabuhan keberangkatan.
“Penumpang cukup pesan tiket via telepon pintar, bayar pakai ATM/atau internet banking, dapat kode booking dan print tiket saat akan berangkat di pelabuhan. Tidak usah dipirint di kantor cabang, cukup di pelabuhan keberangkatan. Kami ingin penumpang tidak repot," katanya.
Pelni juga sedang memperbaiki tampilan kapalnya, di antaranya toilet, tempat sampah, vinil, restoran, dinding dan tanda-tanda di kapal dipermak lebih kekinian dan memudahkan konsumen.
“Kapal sebagai sarana pelayanan tampilanya kami bikin keren agar penumpang lebih dapat menikmati pelayaran bersama Pelni," katanya.
Pelnisaat ini megoperasikan 26 kapal trayek nusantara dengan 83 pelabuhan singgah melayani 1.239 ruas dengan total kapasitas angkut 33.608 penumpang atau kursi per hari. Selain itu Pelni juga melayani 46 trayek kapal perintis menyinggahi 305 pelabuhan, 4.620 ruas dengan kapasitas 13.961 penumpang per hari.
“Kepada masyarakat, khususnya pengguna kapal Pelni kami menyampaikan terima kasih atas dukungan pemberlakuan penjualan tiket sesuai kapasitas tempat tidur di kapal," kata Yahya.
Baca juga: Perkuat wisata bahari, Pelni luncurkan Pinisi Pelita Arunika
Baca juga: Pelni hentikan penjualan tiket "non-seat" mulai 1 Agustus
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: