Jaksa Agung bernostalgia dengan kijang tua di Wamena
31 Juli 2019 17:38 WIB
Jaksa Agung H M Prasetyo bersama istri Ros Ellyana Prasetyo saat menggunakan mobil kijang keluar dari halaman parkir kantor Kejari Jayawijaya, menuju beberapa ruas jalan yang masih dihafal oleh H M Prasetyo. (ANTARA News Papua/Marius Frisson Yewun)
Wamena (ANTARA) - Jaksa Agung Republik Indonesia H M Prasetyo bersama istri Ros Ellyana Prasetyo yang tiba di Jayawijaya, Papua Rabu, sore, langsung menyempatkan diri mengendarai kijang tua yang diparkir di halaman Kantor Kejaksaan Jayawijaya.
Kijang tua berwarna putih yang hanya ditumpangi H M Prasetyo bersama istri itu melintasi beberapa ruas jalan yang pernah mereka lalui saat bertugas di Jayawijaya pada tahun 1978 silam.
"Surprise untuk saya, kenangan lama semenjak bertugas di sini tahun 78, dengan semua keluarga saya di sini," katanya.
Ia mengatakan banyak kenangan yang tidak akan dilupakan dan ketika datang lagi banyak perubahan yang terjadi.
"Saya melihat bagaimana pesatnya kemajuan Kota Wamena. Saya bandingkan dahulu dan sekarang," katanya.
Menurut dia, warga Jayawijaya patut bersyukur karena bangsa telah membangun seluruh pelosok tanah air, termasuk Jayawijaya.
"Hal seperti ini tentu merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri khususnya bagi masyarakat di sini," katanya.
Dari pertemuan tertutup bersama staf Kejaksaan Negeri Jayawijaya, ia mengatakan jumlah personel sangat terbatas dan tugas yang dibebankan kepada mereka cukup berat namun bisa dilaksanakan dengan baik.
"Tentu kita sedang berpikir untuk bagaimana melengkapi kekurangan yang ada di sini, di tengah keterbatasan yang ada," katanya.
Walau Kejari Jayawijaya membawahi delapan kabupaten, Prasetyo yakin staf mampu mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.
"Daerah pemekaran itu konsekwensinya harus dibangun kantor kejaksaan negeri baru juga karena sesuai UU Kejaksaan, dimana ada pemerintah daerah di situ, di situ ada kejaksaan," katanya.
Baca juga: Jaksa Agung: Penggunaan dana desa terus diawasi
Baca juga: Jaksa Agung instruksikan jajaran kejaksaan dukung program pemerintah
Baca juga: Komisioner Komjak harapkan calon Jaksa Agung dari kalangan internal
Kijang tua berwarna putih yang hanya ditumpangi H M Prasetyo bersama istri itu melintasi beberapa ruas jalan yang pernah mereka lalui saat bertugas di Jayawijaya pada tahun 1978 silam.
"Surprise untuk saya, kenangan lama semenjak bertugas di sini tahun 78, dengan semua keluarga saya di sini," katanya.
Ia mengatakan banyak kenangan yang tidak akan dilupakan dan ketika datang lagi banyak perubahan yang terjadi.
"Saya melihat bagaimana pesatnya kemajuan Kota Wamena. Saya bandingkan dahulu dan sekarang," katanya.
Menurut dia, warga Jayawijaya patut bersyukur karena bangsa telah membangun seluruh pelosok tanah air, termasuk Jayawijaya.
"Hal seperti ini tentu merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri khususnya bagi masyarakat di sini," katanya.
Dari pertemuan tertutup bersama staf Kejaksaan Negeri Jayawijaya, ia mengatakan jumlah personel sangat terbatas dan tugas yang dibebankan kepada mereka cukup berat namun bisa dilaksanakan dengan baik.
"Tentu kita sedang berpikir untuk bagaimana melengkapi kekurangan yang ada di sini, di tengah keterbatasan yang ada," katanya.
Walau Kejari Jayawijaya membawahi delapan kabupaten, Prasetyo yakin staf mampu mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.
"Daerah pemekaran itu konsekwensinya harus dibangun kantor kejaksaan negeri baru juga karena sesuai UU Kejaksaan, dimana ada pemerintah daerah di situ, di situ ada kejaksaan," katanya.
Baca juga: Jaksa Agung: Penggunaan dana desa terus diawasi
Baca juga: Jaksa Agung instruksikan jajaran kejaksaan dukung program pemerintah
Baca juga: Komisioner Komjak harapkan calon Jaksa Agung dari kalangan internal
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: