Jakarta (ANTARA) - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mencatatkan kinerja signifikan setelah sejak 2012 didera beban keuangan berat, di mana pada semester I-2019 mampu mencatatkan laba bersih Rp222,685 miliar, sementara pada periode sama 2018 masih rugi Rp1,065 triliun.

“Kerja keras yang dilakukan beberapa tahun terakhir membuahkan hasil, Perseroan kembali berhasil mencetak laba. Ini sangat menggembirakan bagi para pemangku kepentingan, terutama investor,” kata Direktur Utama BNBR Anindya Novyan Bakrie dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dalam Laporan Keuangan yang dirilis itu, indikator finansial BNBR memperlihatkan capaian yang lebih baik dibanding semester I tahun lalu. Selain laba bersih (net profit) yang mencapai Rp222,685 miliar, Perseroan juga berhasil menghimpun pendapatan (revenue) yang lebih besar yakni Rp1,712 triliun, naik sebesar 7,2 persen dibanding perolehan revenue enam bulan pertama 2018 mencapai Rp1,597 triliun.

“Perolehan laba ini adalah catatan yang bagus. Sebab, tahun lalu Perseroan masih mencatat rugi Rp.1 triliun lebih,” ujar Anindya Bakrie.

Ia menjelaskan, sejumlah faktor juga ‘mengangkat semangat’ Perseroan sejak beberapa bulan terakhir, yaitu kinerja anak perusahaan yang makin baik dan memberikan kontribusi positif.

“Sejak akhir Desember 2018 hingga pertengahan 2019, beberapa unit usaha menampilkan performa lebih bagus dibanding waktu waktu sebelumnya,” katanya.

Dikatakan, sejak beberapa tahun belakangan ini BNBR memang konsisten melakukan berbagai upaya perbaikan posisi keuangan, utamanya dengan merestrukturisasi utang serta menjalankan program mengurangi biaya dan efisiensi besar-besaran di tingkat operasional anak-anak usaha.

Tercatat dalam Laporan Keuangan, beban utang dan bunga Perseroan memang berkurang dari Rp304,6 miliar pada semester I 2018 menjadi tinggal Rp82,383 miliar pada periode yang sama tahun ini.

“Inilah salah satu bukti dan buah keberhasilan restrukturisasi keuangan Perseroan beberapa tahun terakhir,” kata Anindya.

Anak perusahaan

Dari sisi finansial, pada semester I 2019 ini, PT Bakrie Pipe Industries (BPI), unit usaha Perseroan yang memproduksi pipa baja, mampu mencatatkan revenue sebesar Rp978 miliar, meningkat 21 persen dibanding 2018 yang sebesar Rp803 miliar. Ini terjadi karena adanya sejumlah proyek berkesinambungan bersifat multiyears serta sejumlah proyek baru di sektor minyak dan gas maupun diluar minyak dan gas.

BPI saat ini mendapatkan sejumlah proyek baru, antara lain pengadaan pipa untuk Saka Energy di wilayah Jawa Timur dan proyek Pembangkit Jawa I (IPP Jawa I).
Kedua proyek ini semakin memperkuat proyek multiyears pengadaan pipa untuk bisnis Pertamina di sektor downstream (hilir) yang sudah bergulir sejak akhir 2017
dan tuntas pada semester I 2019.

Sementara itu, di sektor non minyak dan gas, tahun ini BPI kembali memenangkan tender proyek PLN untuk pengadaan tiang listrik.

Anindya Bakrie menjelaskan bahwa kinerja yang baik di awal 2019 ini diharapkan akan membuat gerak usaha BNBR semakin lincah dan agresif. “Hasil yang positif ini menjadi modal bagi terus berupaya memperkuat fundamental bisnis Perseroan. Menurunnya beban hutang sudah tentu akan menjadikan struktur keuangan BNBR menjadi lebih kuat.” kata Anin.

“Kita kembali ke dasar. Kita perkuat lagi industri-industri yang sejak awal kita tekuni. Dibarengi dengan penerapan dan penguasaan teknologi terkini serta penambahan investasi terhadap sumber daya yg memadai," katanya.

Baca juga: Anindya Novyan jadi Dirut Bakrie and Brother gantikan Bobby Gafur