Pontianak (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan Barat menyatakan, pemakaian BBM nonsusbidi atau gasoline jenis premium, pertalite, dan pertamax, tumbuh positif yakni sebesar 13 persen sejak Januari hingga Juni 2019 di wilayah Provinsi Kalbar.

"Tumbuh positif untuk BBM gasoline tersebut, karena adanya peningkatan permintaan dari masyarakat untuk jenis BBM gasoline, yakni BBM jenis premium, pertalite, pertamax," kata Sales Eksekutive Retail VI, PT Pertamina Wilayah Kalbar, Benny Hutagaol di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, dari data Pertamina sejak Januari hingga Juni 2019, tercatat permintaan BBM jenis premium sebesar 736 KL/hari atau naik sebesar 20 persen dibanding periode yang sama 2018, yakni sebesar 611 KL/hari.

"Untuk BBM jenis pertalite juga naik sebesar sembilan persen atau sebanyak 1.038 KL/hari dari periode yang sama tahun sebelumnya 951 KL, sementara untuk pertamax sekitar 26 KL/harinya," kata Benny.

Benny menambahkan, untuk BBM jenis all gasoil, terdiri dari bio solar, dexlite dan pertamina dex juga mengalami kenaikan sekitar 16 persen sejak Januari hingga Juni 2019 dibanding periode yang sama 2018, yakni dari sebelumnya 720 KL/hari meningkat menjadi 833 KL/hari.

"Peningkatan tertinggi terjadi pada bio solar yakni menjadi sebanyak 807 KL/hari, sementara dexlite 23 KL/hari, dan pertamina dex 3 KL/hari," ujarnya.

Ia menambahkan, tren peningkatan permintaan BBM non subsidi tidak hanya di Kalbar saja, tetapi secara nasional. "Hal tersebut bisa dipicu oleh kesadaran masyarakat yang menggunakan BBM nonsubsidi dengan pertimbangan memiliki RON yang tinggi, sehingga bagus untuk mesin kendaraan bermotor, dan pertumbuhan kendaraan bermotor," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga secara rutin melakukan sosialisasi kepada konsumen atau masyarakat dalam mengenalkan berbagai produk BBM yang lebih ramah lingkungan dan kualitas RON-nya yang lebih tinggi, sehingga baik untuk mesin kendaraan bermotor.

"Kami juga merangkul komunitas-komunitas motor, seperti YNCI (Yamaha NMax Club Indonesia) Pontianak dalam mempromosikan dan mensosialisasikan BBM RON tinggi tersebut," kata Benny.

Baca juga: Pertamina: konsumen lebih banyak gunakan BBM nonsubsidi

Baca juga: 70 badan usaha niaga migas nonsubsidi terancam dicabut izinnya