Bulu tangkis
Sony ke babak utama Thailand Open dengan kalahkan atlet muda China
30 Juli 2019 18:55 WIB
Pebulu tangkis tunggal putra dari tim Jatim United Sony Dwi Kuncoro mengembalikan kok saat bertanding melawan pebulutangkis tunggal putra dari tim Djarum Kudus Ihsan Maulana Mustofa dalam laga penyisihan Djarum Superliga Badminton 2019 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Jawa Barat, Senin (18/2/2019). Pertandingan tersebut dimenangkan oleh Sony Dwi Kuncoro dengan skor 21-13, 21-9. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Jakarta (ANTARA) - Sony Dwi Kuncoro berhasil melaju ke babak utama turnamen Thailand Open 2019 setelah menghentikan perlawanan pemain muda China Sun Feixiang dalam dua gim langsung 21-11, 22-20.
Pertandingan kedua pemain berlangsung sengit, terutama di gim kedua yang sempat diwarnai ketertinggalan dari Sony 18-20, namun mampu membalikan keadaan dan meraih empat angka berturut-turut dan mengunci perolehan angka.
"Di awal tadi saya lebih mudah mengatur permainan. Di gim kedua, lawan ubah permainan dan saya sempat ketinggalan 18-20. Saat itu saya ubah main lagi jadi lebih agresif. Saya lebih mengatur permainan dan tunggu waktu yang pas untuk menyerang dia," ujar Sony dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.
Sony yang sekarang berusia 35 tahun, mengatakan bahwa kini stamina dan kecepatannya tak seperti dulu, sehingga ia mesti pintar mengatur tempo permainan.
Apalagi dalam menghadapi persaingan dengan pemain-pemain muda yang memiliki kekuatan dan kecepatan yang secara teori lebih unggul darinya.
"Memang bulutangkis adalah permainan keterampilan dan ketangkasan, tapi saya punya pengalaman. Memang saya sudah tidak muda dan tidak seperti dulu kekuatannya. Mainnya harus taktis, dan ini tidak bisa langsung didapatkan begitu saja, harus dilatih," kata Sony menambahkan.
Hingga saat ini Sony mengaku belum punya target kapan akan gantung raket dari olahraga ini, namun yang pasti ia dengan tegas mengatakan masih sangat menikmati setiap pertandingan yang ia jalani.
Di babak utama, Sony akan berhadapan dengan pebulutangkis asal Jepang yang merupakan unggulan keenam, Kenta Nishimoto.
Baca juga: Sony tanggapi kekalahan Ihsan akibat kurang serius
Baca juga: Ihsan akui kalah dari Sony karena ragu-ragu
Pertandingan kedua pemain berlangsung sengit, terutama di gim kedua yang sempat diwarnai ketertinggalan dari Sony 18-20, namun mampu membalikan keadaan dan meraih empat angka berturut-turut dan mengunci perolehan angka.
"Di awal tadi saya lebih mudah mengatur permainan. Di gim kedua, lawan ubah permainan dan saya sempat ketinggalan 18-20. Saat itu saya ubah main lagi jadi lebih agresif. Saya lebih mengatur permainan dan tunggu waktu yang pas untuk menyerang dia," ujar Sony dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.
Sony yang sekarang berusia 35 tahun, mengatakan bahwa kini stamina dan kecepatannya tak seperti dulu, sehingga ia mesti pintar mengatur tempo permainan.
Apalagi dalam menghadapi persaingan dengan pemain-pemain muda yang memiliki kekuatan dan kecepatan yang secara teori lebih unggul darinya.
"Memang bulutangkis adalah permainan keterampilan dan ketangkasan, tapi saya punya pengalaman. Memang saya sudah tidak muda dan tidak seperti dulu kekuatannya. Mainnya harus taktis, dan ini tidak bisa langsung didapatkan begitu saja, harus dilatih," kata Sony menambahkan.
Hingga saat ini Sony mengaku belum punya target kapan akan gantung raket dari olahraga ini, namun yang pasti ia dengan tegas mengatakan masih sangat menikmati setiap pertandingan yang ia jalani.
Di babak utama, Sony akan berhadapan dengan pebulutangkis asal Jepang yang merupakan unggulan keenam, Kenta Nishimoto.
Baca juga: Sony tanggapi kekalahan Ihsan akibat kurang serius
Baca juga: Ihsan akui kalah dari Sony karena ragu-ragu
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: