Ankara (ANTARA) - PBB dan Uni Eropa pada Senin (29/7) mengutuk serangan oleh pasukan komandan Khalifa Haftar, yang berpusat di Libya Timur, dengan sasaran rumah sakit lapangan dan satu sekolah di Libya.

Pada Minggu (28/7), jet tempur pasukan Khaftar menyerang satu rumah sakit lapangan di sebelah selatan Ibu Kota Libya, Tripoli. Serangan itu menewaskan empat dokter dan seorang petugas paramedis sementara delapan personel medis cedera.

Serangan lainnya oleh pasukan Khaftar juga mengakibatkan kerusakan pada sebuah sekolah di daerah Al-Alamain di Tripoli pada Sabtu (27/7).

Kantor Koordinator Kemanusiaan dan Penduduk PBB mengatakan dalam pernyataan pada Senin bahwa Koordinator Kemanusiaan di Libya Berangere Boell-Yousfi "dengan keras" mengutuk serangan itu.

"Boell-Yousfi menyampaikan mengutuk keras pengeboman tercela terhadap Sekolah Al-Alamain dan Rumah Sakit lapangan Az Zawiyah di daerah jalan Bandar Udara, selatan Tripoli, sehingga ribuan orang kehilangan akses ke layanan dasar," kata pernyataan tersebut.

Pernyataan itu menyebutkan bahwa masyarakat internasional terus menyeru semua pihak dalam konflik tersebut agar menghormati kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional dan mendesak penghentian serangan terhadap rumah sakit, sekolah dan prasara-prasaran sipil lain serta terhadap para petugas.

"Semua pihak dalam konflik harus mengizinkan dan memfasilitasi jalur cepat dan tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan yang tidak memihak, termasuk misi medis," tambah pernyataan itu.

"Kami mengingatkan semua pihak mengenai kewajiban mereka untuk menegakkan hukum kemanusiaan internasional dan kami mengharapkan penyelidikan menyeluruh serta independen dilakukan sehingga mereka yang bertanggung jawab diseret ke pengadilan," katanya.

Sejak awal April, pasukan yang setia kepada Haftar telah melancarkan operasi untuk merebut Tripoli dari pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA).

Sumber: Anadolu

Baca juga: Bandara Mitiga di Libya kacau pascaserangan rudal

Baca juga: PM era Khadafi dibebaskan agar dapat berobat ke luar negeri

Baca juga: DK PBB desak pemberlakuan gencatan senjata di Libya