Core Indonesia proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 mencapai 5,1 persen
30 Juli 2019 18:47 WIB
Core Indonesia dalam diskusi bertajuk "Konsolidasi Domestik Pasca Pemilu di Tengah Tekanan Global" di Jakarta, Selasa (30/7/2019). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Core Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2019 menjadi 5,1 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun 2018 yang sebesar 5,17 persen.
"Setelah mencermati perkembangan sepanjang paruh pertama 2019, CORE Indonesia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan Iebih mendekati angka 5,1 persen. Pada November 2018 lalu, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2019 akan berada di kisaran 5,1-5,2 persen," papar Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal di Jakarta, Selasa.
Sebenarnya, lanjut dia, potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2019 masih terbuka lebar. Namun, ekonomi dunia masih belum bersahabat terutama dengan kecenderungan perlambatan ekonomi dan perang dagang.
"Sejum|ah badan internasional termasuk lembaga dana moneter internasional (IMF) melakukan koreksi tajam terhadap pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2019 ini," katanya.
Pada Oktober 2018 Ialu, ia memaparkan, IMF optimistis ekonomi dunia akan tumbuh dari 3,6 persen pada 2018 menjadi 3,94 persen di tahun 2019 ini. Namun pada April 2019, IMF mengoreksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi hanya 3,33 persen.
Ia mengatakan koreksi IMF itu dipicu oleh melambatnya pertumbuhan tiga ekonomi terbesar, yakni Amerika Serikat (AS), China, dan Uni Eropa.
"Pertumbuhan ekonomi AS tahun ini diprediksi 2,33 persen, meIambat dari 2,86 persen pada 2018. Sementara ekonomi China dan Uni Eropa diperkirakan hanya akan tumbuh masing-masing 6,27 persen dan 1,56 persen di tahun ini, Iebih rendah dibanding tahun 2018 yang mencapai 6,57 persen dan 2,13 persen," ujarnya.
Di sisi Iain, lanjut dia, perkembangan investasi di dalam negeri pun diproyeksikan turut mengalami perlambatan, tidak hanya karena perlambatan global, tetapi juga karena perhelatan pemilu yang secara historis hampir selalu menahan laju investasi.
"Pasalnya, pelaku usaha dan investor umumnya menahan keputusan-keputusan strategis dalam bisnis termasuk untuk berinvestasi, sampai terpilihnya pemimpin hingga kabinet yang baru," katanya.
Baca juga: CORE Indonesia perkirakan pertumbuhan ekonomi 5,1-5,2 persen pada tahun depan
Baca juga: Core Indonesia: Penurunan suku bunga dapat dorong pertumbuhan kredit
Baca juga: Menkeu : Kapasitas pertumbuhan ekonomi RI di rentang 5,0-5,5 persen
"Setelah mencermati perkembangan sepanjang paruh pertama 2019, CORE Indonesia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan Iebih mendekati angka 5,1 persen. Pada November 2018 lalu, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2019 akan berada di kisaran 5,1-5,2 persen," papar Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal di Jakarta, Selasa.
Sebenarnya, lanjut dia, potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2019 masih terbuka lebar. Namun, ekonomi dunia masih belum bersahabat terutama dengan kecenderungan perlambatan ekonomi dan perang dagang.
"Sejum|ah badan internasional termasuk lembaga dana moneter internasional (IMF) melakukan koreksi tajam terhadap pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2019 ini," katanya.
Pada Oktober 2018 Ialu, ia memaparkan, IMF optimistis ekonomi dunia akan tumbuh dari 3,6 persen pada 2018 menjadi 3,94 persen di tahun 2019 ini. Namun pada April 2019, IMF mengoreksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi hanya 3,33 persen.
Ia mengatakan koreksi IMF itu dipicu oleh melambatnya pertumbuhan tiga ekonomi terbesar, yakni Amerika Serikat (AS), China, dan Uni Eropa.
"Pertumbuhan ekonomi AS tahun ini diprediksi 2,33 persen, meIambat dari 2,86 persen pada 2018. Sementara ekonomi China dan Uni Eropa diperkirakan hanya akan tumbuh masing-masing 6,27 persen dan 1,56 persen di tahun ini, Iebih rendah dibanding tahun 2018 yang mencapai 6,57 persen dan 2,13 persen," ujarnya.
Di sisi Iain, lanjut dia, perkembangan investasi di dalam negeri pun diproyeksikan turut mengalami perlambatan, tidak hanya karena perlambatan global, tetapi juga karena perhelatan pemilu yang secara historis hampir selalu menahan laju investasi.
"Pasalnya, pelaku usaha dan investor umumnya menahan keputusan-keputusan strategis dalam bisnis termasuk untuk berinvestasi, sampai terpilihnya pemimpin hingga kabinet yang baru," katanya.
Baca juga: CORE Indonesia perkirakan pertumbuhan ekonomi 5,1-5,2 persen pada tahun depan
Baca juga: Core Indonesia: Penurunan suku bunga dapat dorong pertumbuhan kredit
Baca juga: Menkeu : Kapasitas pertumbuhan ekonomi RI di rentang 5,0-5,5 persen
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: