Core Indonesia: Penurunan suku bunga dapat dorong pertumbuhan kredit
30 Juli 2019 18:12 WIB
Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah Redjalam menjawab pertanyaan sejumlah pewarta di Jakarta, Selasa (30/7/2019). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Core Indonesia memproyeksikan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-day Reverse Repo Rate akan mendorong pertumbuhan kredit nasional.
"Pertumbuhan kredit selama paruh pertama 2019 ini menunjukkan angin segar karena masih tumbuh dua digit. Penurunan suku bunga BI pada pertengahan Juli ini diharapkan menjadi stimulus untuk mendorong kredit lebih tinggi dan menggerakan ekonomi nasional," ujar Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah Redjalam di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 Juli 2019 lalu memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen.
Pada Mei 2019, lanjut dia, rata-rata suku bunga kredit bank umum berada pada tingkat 10,75 persen dan suku bunga simpanan 7,04 persen. Penurunan suku bunga BI diharapkan juga dapat menekan suku bunga kredit bank.
Kendati demikian, Piter mengatakan bahwa pertumbuhan kredit diproyeksikan tidak akan signifikan, hal itu dikarenakan hanya Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV yang memegang peranan.
"Faktor pendorong kredit masih dipegang oleh Bank BUKU IV yang memiliki pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan loanable fund yang tinggi. Sedangkan bank BUKU III masih terkendala masalah rasio kredit terhadap dana phak ketiga (DPK) yang mencapai Iebih dari 100 persen," paparnya.
Di sisi Iain, lanjut dia, Bank kelompok BUKU I dan ll masih terus menghadapi masalah Iikuiditas dengan rendahnya pertumbuhan DPK. Keadaan itu menyebabkan perbankan mengalami pengetatan Iikuidas.
"Itu akan menjadi tantangan ke depan bagi kabinet baru Jokowi-Amin, bagaimana kontribusi Bank Indonesia untuk BUKU I, II, dan III memiliki peran yang meningkat terhadap pertumbuhan kredit yang akhirnya berdampak pada perekonomian nasional," katanya.
Oleh karena itu, Piter memproyeksikan pertumbuhan kredit nasional selama 2019 masih pada rentang 10 persen hingga 11 persen secara tahunan.
Baca juga: LPS perkirakan bank mulai pangkas bunga deposito pada Oktober
Baca juga: Rupiah melemah di atas Rp14.000, di tengah data investasi asing tumbuh
Baca juga: IHSG ditutup menguat, didorong sentimen positif pertumbuhan investasi
"Pertumbuhan kredit selama paruh pertama 2019 ini menunjukkan angin segar karena masih tumbuh dua digit. Penurunan suku bunga BI pada pertengahan Juli ini diharapkan menjadi stimulus untuk mendorong kredit lebih tinggi dan menggerakan ekonomi nasional," ujar Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah Redjalam di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 Juli 2019 lalu memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen.
Pada Mei 2019, lanjut dia, rata-rata suku bunga kredit bank umum berada pada tingkat 10,75 persen dan suku bunga simpanan 7,04 persen. Penurunan suku bunga BI diharapkan juga dapat menekan suku bunga kredit bank.
Kendati demikian, Piter mengatakan bahwa pertumbuhan kredit diproyeksikan tidak akan signifikan, hal itu dikarenakan hanya Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV yang memegang peranan.
"Faktor pendorong kredit masih dipegang oleh Bank BUKU IV yang memiliki pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan loanable fund yang tinggi. Sedangkan bank BUKU III masih terkendala masalah rasio kredit terhadap dana phak ketiga (DPK) yang mencapai Iebih dari 100 persen," paparnya.
Di sisi Iain, lanjut dia, Bank kelompok BUKU I dan ll masih terus menghadapi masalah Iikuiditas dengan rendahnya pertumbuhan DPK. Keadaan itu menyebabkan perbankan mengalami pengetatan Iikuidas.
"Itu akan menjadi tantangan ke depan bagi kabinet baru Jokowi-Amin, bagaimana kontribusi Bank Indonesia untuk BUKU I, II, dan III memiliki peran yang meningkat terhadap pertumbuhan kredit yang akhirnya berdampak pada perekonomian nasional," katanya.
Oleh karena itu, Piter memproyeksikan pertumbuhan kredit nasional selama 2019 masih pada rentang 10 persen hingga 11 persen secara tahunan.
Baca juga: LPS perkirakan bank mulai pangkas bunga deposito pada Oktober
Baca juga: Rupiah melemah di atas Rp14.000, di tengah data investasi asing tumbuh
Baca juga: IHSG ditutup menguat, didorong sentimen positif pertumbuhan investasi
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: