Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tetap mewaspadai adanya perang dagang meskipun sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2019 dinyatakan terjaga dengan stabil.

“KSSK mencatat beberapa potensi risiko dari eksternal dan domestik yang harus diwaspadai," katanya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa masih berlangsungnya ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dengan Cina akan berpotensi melebar ke negara lain yang menjadi hub dari Cina untuk melakukan ekspor ke AS.

“Faktor ini telah melemahkan perdagangan internasional dan mengakibatkan perlemahan prospek pertumbuhan ekonomi global,” ujarnya.

Selain itu, tensi di beberapa negara seperti Jepang dan Korea juga turut melemahkan ekonomi global yang secara langsung telah menekan harga komoditas termasuk minyak dan gas.

“Momentum pertumbuhan ekonomi tetap harus terjaga apalagi ditengah konteks ketegangan global tetap harus diwaspadai,” katanya.

Di sisi lain, menurunnya ketidakpastian pasar keuangan global dengan adanya langkah yang dilakukan oleh bank sentral di negara maju dan berkembang untuk melakukan pelonggaran moneter yang diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan merupakan faktor yang bisa mendorong stabilitas sistem keuangan domestik

“Itu dapat mendorong aliran masuk modal asing ke negara berkembang seperti Indonesia,” ujarnya.

Ia menegaskan akan terus melakukan penguatan koordinasi kebijakan antar lembaga-lembaga yang menjadi anggota KSSK dalam rangka untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan perekonomian secara berkelanjutan.

Baca juga: KSSK terus perkuat koordinasi kebijakan jaga stabilitas ekonomi

Baca juga: Indonesia bersaing sengit garap relokasi pabrik Tiongkok