Empat Pengusaha PNG Belajar Bahasa Indonesia
30 Juli 2019 15:57 WIB
Suasana Empat pengusaha dari Wewak, Provinsi Shandaun, Papua Nugini (PNG) sedang mengikuti kegiatan program pembelajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) di Balai Bahasa Provinsi Papua (Dokumen Balai Bahasa Provinsi Papua)
Jayapura (ANTARA) - Empat pengusaha dari Wewak, Provinsi Shandaun, Papua Nugini (PNG) mengikuti kegiatan program pemelajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) di Balai Bahasa, Provinsi Papua di Kota Jayapura.
"Berkaitan dengan kegiatan Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) yang dilaksanakan saat ini di Balai Bahasa Provinsi Papua, ada empat pemelajar BIPA dari Wewak, Papua Nugini (PNG), mereka adalah pengusaha yang semangat mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia," kata salah satu pengajar BIPA Balai Bahasa Papua, Yulius Pagappong di Jayapura, Selasa.
Menurut dia, sudah satu bulan lebih mereka belajar. Proses pembelajar untuk empat warga PNG ini sedah berlangsung sejak 9 Juni 2019 dan akan berakhir pada 9 September 2019. Progres dari proses pembelajar BIPA ini, mereka semangat untuk belajar bahasa Indonesia.
Baca juga: 355 lembaga pendidikan di dunia ajarkan Bahasa Indonesia
"Bahkan sudah satu bulan belajar bahasa Indonesia, mereka sudah bisa berkomunikasi dengan teman-teman kantor, berinteraksi dengan masyarakat kemudian di kompleks mereka tinggal," katanya.
Tujuan utamanya mereka belajar bahasa Indonesia adalah dapat meningkatkan komunikasi mereka dengan orang Indonesia khususnya dalam hal transaksi nanti ketika mereka menjalin perdagangan dengan distributor atau agen yang ada di Indonesia.
"Karena kendalanya, dua orang dari pemelajar BIPA ini, tahun lalu mereka melaksanakan pameran vanilis kemudian beberapa sumber daya alam yang lain di Jakarta, tetapi mereka mengalami kendala di bahasa," katanya.
Baca juga: Kemdikbud gandeng Lembaga Adat perkuat bahasa Indonesia
Lanjut dia, banyak orang Indonesia yang bertanya dalam bahasa Indonesia tetapi mereka tidak bisa menjelaskan apa yang dipamerkan di Jakarta, tahun lalu. Untuk itu, mereka berkomitmen bahwa akan mengikuti pameran lagi tetapi harus belajar bahasa Indonesia.
"Oleh karena itu, empat orang ini setelah belajar bahasa Indonesia mereka sudah bisa berkomunikasi kemudian kita pun sudah melibatkan mereka dalam proses asimilasi misalnya di toko, di kios, di pasar, kemudian naik ojek dan sebagainya untuk berinteraksi dengan menggunakan bahasa Indonesia," katanya.
Dengan berinteraksi seperti itu, menurut dia, mereka cepat mempraktekkan teori yang didapatkan dalam kelas. Jadi, pengajar tidak monoton memberikan teori dalam kelas tetapi kalau misalnya topiknya hari ini tawar menawar maka harus praktik di luar/di lapangan.
Baca juga: Mendikbud minta pengajar BIPA semangat ajarkan Bahasa Indonesia
Inipun merupakan diplomasi strategi kebahasaan yang dilakukan oleh Pemerintah yang dilakukan oleh Badan Bahasa khususnya yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK).
"Kami berharap setelah empat pemelajar ini selesai belajar dan kembali ke PNG, ada pemelajar lain yang akan datang. Karena kami tidak mengajarkan bahasa, tetapi didalamnya kami mengajarkan budaya, kami mengajarkan sastra, kami mengajarkan kuliner, kami mengajarkan tari dan mengajarkan tradisi yang ada di Indonesia," katanya.
Dengan begitu, kata dia, salah satu cara untuk memperbaiki citra Indonesia di dunia internasional. Ke empat pemelajar PNG ini semangat dalam belajar bahasa Indonesia, belajar tari, belajar lagu, belajar semua tentang Indonesia.
"Berkaitan dengan kegiatan Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) yang dilaksanakan saat ini di Balai Bahasa Provinsi Papua, ada empat pemelajar BIPA dari Wewak, Papua Nugini (PNG), mereka adalah pengusaha yang semangat mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia," kata salah satu pengajar BIPA Balai Bahasa Papua, Yulius Pagappong di Jayapura, Selasa.
Menurut dia, sudah satu bulan lebih mereka belajar. Proses pembelajar untuk empat warga PNG ini sedah berlangsung sejak 9 Juni 2019 dan akan berakhir pada 9 September 2019. Progres dari proses pembelajar BIPA ini, mereka semangat untuk belajar bahasa Indonesia.
Baca juga: 355 lembaga pendidikan di dunia ajarkan Bahasa Indonesia
"Bahkan sudah satu bulan belajar bahasa Indonesia, mereka sudah bisa berkomunikasi dengan teman-teman kantor, berinteraksi dengan masyarakat kemudian di kompleks mereka tinggal," katanya.
Tujuan utamanya mereka belajar bahasa Indonesia adalah dapat meningkatkan komunikasi mereka dengan orang Indonesia khususnya dalam hal transaksi nanti ketika mereka menjalin perdagangan dengan distributor atau agen yang ada di Indonesia.
"Karena kendalanya, dua orang dari pemelajar BIPA ini, tahun lalu mereka melaksanakan pameran vanilis kemudian beberapa sumber daya alam yang lain di Jakarta, tetapi mereka mengalami kendala di bahasa," katanya.
Baca juga: Kemdikbud gandeng Lembaga Adat perkuat bahasa Indonesia
Lanjut dia, banyak orang Indonesia yang bertanya dalam bahasa Indonesia tetapi mereka tidak bisa menjelaskan apa yang dipamerkan di Jakarta, tahun lalu. Untuk itu, mereka berkomitmen bahwa akan mengikuti pameran lagi tetapi harus belajar bahasa Indonesia.
"Oleh karena itu, empat orang ini setelah belajar bahasa Indonesia mereka sudah bisa berkomunikasi kemudian kita pun sudah melibatkan mereka dalam proses asimilasi misalnya di toko, di kios, di pasar, kemudian naik ojek dan sebagainya untuk berinteraksi dengan menggunakan bahasa Indonesia," katanya.
Dengan berinteraksi seperti itu, menurut dia, mereka cepat mempraktekkan teori yang didapatkan dalam kelas. Jadi, pengajar tidak monoton memberikan teori dalam kelas tetapi kalau misalnya topiknya hari ini tawar menawar maka harus praktik di luar/di lapangan.
Baca juga: Mendikbud minta pengajar BIPA semangat ajarkan Bahasa Indonesia
Inipun merupakan diplomasi strategi kebahasaan yang dilakukan oleh Pemerintah yang dilakukan oleh Badan Bahasa khususnya yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK).
"Kami berharap setelah empat pemelajar ini selesai belajar dan kembali ke PNG, ada pemelajar lain yang akan datang. Karena kami tidak mengajarkan bahasa, tetapi didalamnya kami mengajarkan budaya, kami mengajarkan sastra, kami mengajarkan kuliner, kami mengajarkan tari dan mengajarkan tradisi yang ada di Indonesia," katanya.
Dengan begitu, kata dia, salah satu cara untuk memperbaiki citra Indonesia di dunia internasional. Ke empat pemelajar PNG ini semangat dalam belajar bahasa Indonesia, belajar tari, belajar lagu, belajar semua tentang Indonesia.
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: