Jakarta (ANTARA) - Tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) Kementerian Agama menangani jamaah haji asal Indonesia yang mengalami kondisi darurat di area Masjidil Haram yang mulai dipenuhi oleh jamaah dari seluruh dunia.

Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, kondisi gangguan kesehatan jamaah haji Indonesia dikarenakan aktivitas jamaah haji seluruh dunia yang sudah mulai terpusat di Masjidil Haram Mekkah.

Dengan tingkat kepadatan jamaah semakin meningkat menyebabkan beban fisik menjadi bertambah.

"Beberapa kondisi darurat yang kami temukan antara lain menurunnya tekanan darah akibat kurangnya asupan makan dan minum sebelum beraktivitas atau ada faktor penyakit lainnya, terjatuh saat menaiki eskalator sehingga menyebabkan terluka, sesak nafas, nyeri ulu hati hingga mengalami mual muntah, dan ada juga yang serangan jantung,” jelas salah seorang personil Tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) dr. Hafidh Hanifudin.

Dalam menolong jamaah yang mengalami kondisi darurat medis yang butuh penanganan intervensi, P3JH berkoordinasi dengan Tim Gerak Cepat (TGC) Kementerian Kesehatan yang ditempatkan di terminal Syib Amir, dan juga dengan tim medis emergensi Arab Saudi yang ada di beberapa titik Masjidil Haram.

“Permasalahan penanganan kondisi darurat medis di Arab Saudi adalah karena kita berada di negara orang lain, di mana tuan rumah tentu memiliki otoritas terkait penanganan jamaah yang mengalami kondisi darurat," kata dia.

Tim P3JH memprioritaskan evakuasi jamaah yang mengalami kondisi darurat ke fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Tim TGC. Selanjutnya jamaah akan dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

Jika memang perlu dirujuk ke rumah sakit, tim KKHI yang akan mengkoordinasikan dengan rumah sakit Arab Saudi.

"Bahasa sering menjadi kendala dalam koordinasi dengan tim medis Arab Saudi. Namun tetap kita menghormati otoritas tuan rumah yang tentunya juga didukung oleh tim medis dan sarana prasarana kesehatan yang telah disiapkan untuk melayani jamaah haji dari seluruh dunia," kata Wakil Koordinator Tim P3JH Arab Saudi 2019 dr.Mahesa Paranadipa.

Saat ini tercatat di data Siskohat sebanyak 30 jamaah Indonesia wafat di Arab Saudi. Tidak ada keterangan penyebab wafatnya. Jumlah ini dikhawatirkan akan bertambah jika kondisi-kondisi yang berisiko tidak mendapat perhatian serius dari seluruh pihak sehingga menimbulkan kondisi darurat.