Surabaya (ANTARA) - Pengamat komunikasi politik asal Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo menilai sejumlah kandidat yang mengemuka namanya sebagai calon wali kota Surabaya masih belum memunculkan visinya.

"Yang terjadi saat ini, justru kandidat baru muncul dengan identitasnya dan sama sekali belum dengan visinya," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jatim, Senin.

Menurut dia, jika kandidat mempunyai visi yang terkonsep sesuai ekspektasi dan kebutuhan publik maka akan terdongkrak popularitasnya.

Sukowi, sapaan akrabnya, berharap kandidat mulai membuka gagasan yang bakal dikerjakan jika nantinya terpilih, sebab selama ini publik hanya jadi ajang perkenalan dan bukan diajak berdialektika.

"Jadi, hampir tak ada proses komunikasi politik antara kandidat dan publik," ucap dosen Fisip Unair tersebut.

Padahal, kata dia, komunikasi politik memerlukan ide berupa visi dan kandidat yang tak mampu mengelolanya bakal tidak mendapat dukungan dari publik.

Dengan demikian, lanjut dia, pewacanaan calon orang nomor satu di Pemkot Surabaya yang mengemuka saat ini masih jauh dari wacana publik karena kandidat lebih menonjolkan personalitasnya.

Ia mengatakan, agar gaung kandidat bersambut dan mendapat dukungan publik maka harus memiliki konsep realistis, semisal menawarkan konsep transportasi publik, perbaikan kampung maupun lainnya.

"Itulah kenapa survei departemen statistik yang dipublikasikan media massa beberapa waktu lalu menemukan bahwa 95 persen responden belum memiliki pilihan," ujarnya.