Habibie: Arahkan agar novasi berkontribusi dominan pada PDB
29 Juli 2019 20:24 WIB
Presiden Republik Indonesia ke-3 BJ Habibie berbicara dalam diskusi bersama Pembangunan Sumberdaya Manusia di kediamannya, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (29/07/2019). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jakarta (ANTARA) - Presiden Republik Indonesia ke-3 BJ Habibie mengatakan seluruh inovasi yang dikembangkan harus diarahkan untuk mampu mengambil porsi terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Negara Indonesia sehingga menjadi negara kuat, mandiri dan maju.
"Sasaran kita adalah seluruh GDP (Produk Domestik Bruto) apakah sektor pangan, energi terbarukan, atau apa saja yang dibutuhkan, anda harus bisa. Kalau bukan anda siapa lagi," kata Habibie dalam diskusi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan XLII Tahun 2019 Lembaga Administrasi Nasional di Kediaman Presiden RI ke-3 BJ Habibie di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin.
Habibie mengatakan perlu diusahakan optimal agar inovasi menempati 70 persen dari Produk Domestik Bruto. Dengan sumbangan inovasi dalam negeri yang besar maka daya saing bangsa meningkat dan semua itu akan memberikan dampak besar dan banyak bagi lintas generasi bangsa Indonesia termasuk membuka lapangan kerja dalam negeri dan menurunkan biaya operasional karena negeri sendiri bisa menghasilkan tanpa harus mengimpor.
Habibie yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi mengatakan anggaran untuk riset, ekosistem inovasi dan infrastruktur pendukung di dalamnya harus ditingkatkan agar memberikan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi daya saing bangsa Indonesia.
Dia mengatakan investasi dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi akan memberikan keuntungan yang berkepanjangan karena produknya dapat dinikmati dalam jangka panjang.
Memang dukungan kuat kepada kemajuan teknologi dan inovasi harus juga harus ditunjukkan dengan alokasi anggaran yang memadai bagi inovasi strategis yang dibutuhkan masyarakat dan bangsa sehingga mengurangi ketergantungan akan impor karena negara sendiri bisa menghasilkan.
Sementara strategi untuk seluruh pembangunan Indonesia dan peningkatan Produk Domestik Bruto adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Menurut Habibie, pengembangan SDM hanya bisa dilakukan kalau SDM itu dibesarkan di keluarga sejahtera, didukung oleh keluarga yang memberikan informasi tepat dan mendapatkan pendidikan yang baik.
Para peneliti dan perekayasa dan seluruh pihak lain didorong untuk menghasilkan karya dan inovasi yang dibutuhkan rakyat Indonesia. Dengan sumber daya manusia Indonesia dididik dan dilatih, maka suatu hari akan mampu membuat sendiri karya atau produk ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi yang bermanfaat dan mengisi kebutuhan masyarakat sehingga tidak perlu bergantung pada kemampuan atau produk luar negeri.*
Baca juga: BJ Habibie hadiri Hakteknas di Pekanbaru
"Sasaran kita adalah seluruh GDP (Produk Domestik Bruto) apakah sektor pangan, energi terbarukan, atau apa saja yang dibutuhkan, anda harus bisa. Kalau bukan anda siapa lagi," kata Habibie dalam diskusi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan XLII Tahun 2019 Lembaga Administrasi Nasional di Kediaman Presiden RI ke-3 BJ Habibie di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin.
Habibie mengatakan perlu diusahakan optimal agar inovasi menempati 70 persen dari Produk Domestik Bruto. Dengan sumbangan inovasi dalam negeri yang besar maka daya saing bangsa meningkat dan semua itu akan memberikan dampak besar dan banyak bagi lintas generasi bangsa Indonesia termasuk membuka lapangan kerja dalam negeri dan menurunkan biaya operasional karena negeri sendiri bisa menghasilkan tanpa harus mengimpor.
Habibie yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi mengatakan anggaran untuk riset, ekosistem inovasi dan infrastruktur pendukung di dalamnya harus ditingkatkan agar memberikan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi daya saing bangsa Indonesia.
Dia mengatakan investasi dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi akan memberikan keuntungan yang berkepanjangan karena produknya dapat dinikmati dalam jangka panjang.
Memang dukungan kuat kepada kemajuan teknologi dan inovasi harus juga harus ditunjukkan dengan alokasi anggaran yang memadai bagi inovasi strategis yang dibutuhkan masyarakat dan bangsa sehingga mengurangi ketergantungan akan impor karena negara sendiri bisa menghasilkan.
Sementara strategi untuk seluruh pembangunan Indonesia dan peningkatan Produk Domestik Bruto adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Menurut Habibie, pengembangan SDM hanya bisa dilakukan kalau SDM itu dibesarkan di keluarga sejahtera, didukung oleh keluarga yang memberikan informasi tepat dan mendapatkan pendidikan yang baik.
Para peneliti dan perekayasa dan seluruh pihak lain didorong untuk menghasilkan karya dan inovasi yang dibutuhkan rakyat Indonesia. Dengan sumber daya manusia Indonesia dididik dan dilatih, maka suatu hari akan mampu membuat sendiri karya atau produk ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi yang bermanfaat dan mengisi kebutuhan masyarakat sehingga tidak perlu bergantung pada kemampuan atau produk luar negeri.*
Baca juga: BJ Habibie hadiri Hakteknas di Pekanbaru
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: