Jakarta (ANTARA) - Polri bekerja sama dengan Interpol dalam upaya menangkap para buronan kasus terorisme yang diduga bersembunyi di luar negeri.
"Saat ini Densus sedang intens berkomunikasi dengan antiteror dari Filipina, Afganistan, Malaysia dan koordinasi dengan Interpol melalui Divisi Hubinter," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Menurut Dedi, kerja sama dengan Interpol tersebut untuk mengejar para buronan dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berbaiat kepada ISIS.
Sebelumnya Mabes Polri merilis terduga teroris Andi Baso diduga berada di Filipina Selatan. Baso merupakan buronan kasus pengeboman Gereja Oikumene Samarinda tahun 2016. Ia juga diduga yang memberangkatkan pasutri yang menjadi pelaku bom bunuh diri gereja di Jolo, Filipina Selatan.
Polri juga mendeteksi terduga teroris Saefulah yang diduga berada di Khurasan.
Khurasan merupakan area yang berada di irisan antara Iran, Uzbekistan, dan Afghanistan.
Saefulah berperan sebagai pengendali kelompok JAD. Saefulah diketahui telah menerima dana dari 12 pengirim yang berasal dari beberapa negara melalui jasa pengiriman uang Western Union.
"DPO dari WNI diduga masih berada di Khurasan," ujar Dedi.
Keberadaan WNI pelaku terorisme yang berada di Khurasan diketahui setelah ditangkapnya teroris Novendri beberapa waktu lalu. Novendri sendiri berperan sebagai penyalur dana JAD Indonesia.
Polisi kerja sama Interpol lacak keberadaan buronan teroris
29 Juli 2019 16:13 WIB
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo. (ANTARA/Reno Esnir/pri)
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019
Tags: