Tidore Kepulauan (ANTARA) - Tim Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menelusuri keberadaan dua kapal digunakan Juan Sebastian De Elcano dan Ferdinand Magelhaens dalam ekspedisi mengelilingi dunia di perairan Tidore dan Ternate, Maluku Utara (Malut).

"Saat ini, tim telah lakukan penyelaman untuk mewujudkan penelitian menelusuri keberadaan dua kapal yang tiba di Tidore tahun 1521 silam," kata Kepala Loka Riset Sumber Daya Manusia dan Kerentanan pesisir, Badan Riset KKP, Nia Naelul Hasanah Ridwan di Ternate, Senin.

Hal tersebut disampaikannya menyusul adanya permintaan Wali Kota Tidore Kepulauan pada tahun 2018 untuk melakukan riset terkait kebenaran atas keberadaan sebagaimana keterangan di kawasan Benteng Tsjoebe dan Monumen Pendaratan Rombongan Juan Sebastian de Elcano pada tahun 1521 di Rum Balibunga.

Baca juga: Indonesia harapkan kelompok kota Magellan jadi kerja sama pariwisata

Dia mengungkapkan, sejauh ini mereka telah melakukan penyelaman untuk mencari tahu atas bukti keberadaan bangkai kapal Victoria dan kapal Trinidad di perairan Tidore dan Ternate sebagai bentuk dukungan atas perayaan 500 tahun pelayaran ekspedisi Magelhaens sekaligus pelaksanaan Sail Tidore 2021.

"Kita sudah melakukan penyelaman tetapi baru sekali di depan Benteng Castello atau Kastela Ternate dan Tanjung Tongowai dan Depan Benteng Tahula Tidore," ujarnya.

Menurut dia, di depan Benteng Kastela Ternate, sampai sejauh ini mereka belum mendapat titik terang sebagaimana data yang diperoleh dari perpustakaan dan arsip nasional, sedangkan, di Tanjung Tongowai, tim penyelam telah mendapat dua bangkai kapal yang didukung dengan penemuan ratusan guci dan dua buah senjata meriam serta depan Benteng Tahula, saat ini masih dalam tahapan penyelaman.

Baca juga: Belajar sejarah perdagangan rempah, Menlu ajak GNMC majukan kerja sama

"Di Tanjung Tongowai, tim menemukan dua unit bangkai kapal dengan panjang 100 meter lebih dan yang satunya lagi berukuran 70 meter, tetapi kita masih perlu melakukan penelitian terkait dengan motif dan Artafech atau lukisan dalam guci yang sudah diangkat sekitar 150 tahun lebih," ujarnya.

Sebab, untuk peninggalan sejarah berupa senjata meriam terdapat gambar salib, globe atau bola dunia dan emas dan ketiga gambar ini bisa menyimpulkan bahwa tujuan kedatangan Bangsa Spanyol dan Portugis yaitu, perdagangan, penyebaran agama dan mencari emas, tetapi masih perlu menggali lebih bukti-bukti keberadaan pelayaran bersejarah tersebut.

Dia menjelaskan, dari guci yang sudah ditemukan ini, pihaknya belum mendapatkan titik terang karena di guci yang dimaksud sudah temukan artefak atau motif yang melambangkan asal usul harta karun ini.

Baca juga: Delegasi 20 negara hadiri pertemuan GNMC di Tidore

Nia Naelul Hasanah Ridwan berharap adanya dukungan dari masyarakat berupa informasi atau petunjuk atas tenggelamnya kapal ekspedisi ini, sehingga pihaknya dapat melakukan penelitian lebih lanjut.