Senin siang, partikel udara Jalan MH Thamrin Jakarta berstatus sedang
29 Juli 2019 12:21 WIB
Pekerja kontruksi perbaikan pedestrian Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, berpose di depan alat ukur udara milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Senin (29/7/2019). (ANTARA/Andi Firdaus)
Jakarta (ANTARA) - Alat pengukur kualitas udara milik Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menginformasikan partikel udara di sekitar Jalan MH Thamrin, Kelurahan Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin siang, berstatus sedang.
Informasi tersebut terpampang pada monitor alat pengukur kualitas udara yang terpasang tepat di samping Pos Polisi Bundaran Hotel Indonesia, Jalan MH Thamrin, terhitung pukul 11.00 WIB.
Monitor hitam berukuran 2x1 meter persegi yang terpasang di atas bangunan gardu listrik itu nampak bekerja baik di tengah lalu lintas Jalan MH Thamrin yang cenderung padat.
Juga baca: Jakarta masih 'juara' kualitas udara buruk dunia
Juga baca: Kualitas udara Jakarta masih kategori tidak sehat
Juga baca: Semua demi udara bersih di Ibu Kota
Monitor itu juga menampilkan sejumlah parameter, di antaranya temperatur udara 31,1 derajat Celcius, kelembaban 62,6 persen.
Partikel udara (PM10) 91,22 Pg/mm kubik dari baku mutu 150 Pg/mm kubik, sulfur dioksida (SO2) 21,44 Pg/m kubik dari baku mutu 900 Pg/m kubik, emisi karbon monoksida (CO) 2,85 mg/mm kubik dari baku mutu 26 mg/meter kubik.
Pembentukan ozon (O3) 117,17 pg/meter kubik dari baku mutu 200 pg/meter kubik, nitrogen (NO2) 83,15 pg/meter kubik dari baku mutu 400 Pg/meter kubik.
Hidrokarbon nonmetana (NMHC) 0,75 Pg/meter kubik dari baku mutu 160/meter kubik. Parameter tertinggi partikel udara (PM10) berstatus sedang.
Alat ukur kualitas udara tersebut nampak tertutup dari lalu lalang pengguna jalan oleh rangkaian seng karena adanya aktivitas pekerjaan infrastruktur pedestrian tepat di sisi Bundaran HI.
Salah satu pejalan kaki, Iskania (30), memberikan komentarnya atas penilaian udara dari alat yang menjadi aset Dinas Lingkungan Hidup DKI itu.
"Udara di Jakarta pada beberapa hari terakhir ini memang sedang fluktuatif. Saya sendiri tidak begitu sadar kualitas di Jakarta ini buruk," kata warga Cikini Jakarta itu.
Pekerja kantoran di kawasan Gondangdia Jakarta itu mengaku tidak tertarik menggunakan masker.
"Ribet juga ya pakai masker, toh saya sampai hari ini masih baik-baik saja. Yang penting jalan kaki juga kan bagian olahraga supaya sehat," katanya.
Salah satu pekerja pedestrian, Dani, memprediksi kepulan debu dari proyek perbaikan pedestrian kemungkinan besar menyumbang parameter kualitas udara di Jalan MH Thamrin.
"Mungkin juga debunya. Tapi kan bisa dilihat kerjaan saya ini tidak banyak juga debunya. Namanya mesin (alat pengukur udara), dia kan bekerja otomatis," katanya.
Informasi tersebut terpampang pada monitor alat pengukur kualitas udara yang terpasang tepat di samping Pos Polisi Bundaran Hotel Indonesia, Jalan MH Thamrin, terhitung pukul 11.00 WIB.
Monitor hitam berukuran 2x1 meter persegi yang terpasang di atas bangunan gardu listrik itu nampak bekerja baik di tengah lalu lintas Jalan MH Thamrin yang cenderung padat.
Juga baca: Jakarta masih 'juara' kualitas udara buruk dunia
Juga baca: Kualitas udara Jakarta masih kategori tidak sehat
Juga baca: Semua demi udara bersih di Ibu Kota
Monitor itu juga menampilkan sejumlah parameter, di antaranya temperatur udara 31,1 derajat Celcius, kelembaban 62,6 persen.
Partikel udara (PM10) 91,22 Pg/mm kubik dari baku mutu 150 Pg/mm kubik, sulfur dioksida (SO2) 21,44 Pg/m kubik dari baku mutu 900 Pg/m kubik, emisi karbon monoksida (CO) 2,85 mg/mm kubik dari baku mutu 26 mg/meter kubik.
Pembentukan ozon (O3) 117,17 pg/meter kubik dari baku mutu 200 pg/meter kubik, nitrogen (NO2) 83,15 pg/meter kubik dari baku mutu 400 Pg/meter kubik.
Hidrokarbon nonmetana (NMHC) 0,75 Pg/meter kubik dari baku mutu 160/meter kubik. Parameter tertinggi partikel udara (PM10) berstatus sedang.
Alat ukur kualitas udara tersebut nampak tertutup dari lalu lalang pengguna jalan oleh rangkaian seng karena adanya aktivitas pekerjaan infrastruktur pedestrian tepat di sisi Bundaran HI.
Salah satu pejalan kaki, Iskania (30), memberikan komentarnya atas penilaian udara dari alat yang menjadi aset Dinas Lingkungan Hidup DKI itu.
"Udara di Jakarta pada beberapa hari terakhir ini memang sedang fluktuatif. Saya sendiri tidak begitu sadar kualitas di Jakarta ini buruk," kata warga Cikini Jakarta itu.
Pekerja kantoran di kawasan Gondangdia Jakarta itu mengaku tidak tertarik menggunakan masker.
"Ribet juga ya pakai masker, toh saya sampai hari ini masih baik-baik saja. Yang penting jalan kaki juga kan bagian olahraga supaya sehat," katanya.
Salah satu pekerja pedestrian, Dani, memprediksi kepulan debu dari proyek perbaikan pedestrian kemungkinan besar menyumbang parameter kualitas udara di Jalan MH Thamrin.
"Mungkin juga debunya. Tapi kan bisa dilihat kerjaan saya ini tidak banyak juga debunya. Namanya mesin (alat pengukur udara), dia kan bekerja otomatis," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Tags: