Jakarta (ANTARA) - Kasyfi Kalyasyena, seorang pianis sekaligus saksofonis muda asal Indonesia, memenangi kejuaraan piano bergengsi di Amerika Serikat dan penampilannya disaksikan oleh ibu negara AS Melania Trump.

Berdasarkan keterangan tertulis dari KBRI Washington DC yang diterima di Jakarta pada Senin, Kasyfi dinobatkan sebagai salah satu dari lima pemenang Kompetisi Solois Muda Internasional VSA 2019, yakni program seni dan disabilitas Jean Kennedy Smith di John F. Kennedy Center for Performing Arts, Washington, DC.

Remaja berusia 17 tahun itu menjadi satu-satunya orang dari luar AS yang meraih juara tahun ini. Kebolehannya bermain piano ditunjukkan di depan para juri di salah satu panggung seni bergengsi AS tersebut.

Kasyfi tampil bersama empat remaja AS dari Minnesota, Georgia, New Jersey, dan Washington, D.C.

Kepiawaian Kasyfi berpiano juga disaksikan oleh ibu negara Amerika Serikat, Melania Trump, yang hadir di John F. Kennedy Center pada Jumat malam (26/7).

"Malam yang sungguh menyenangkan di Kennedy Center! Terima kasih kepada para musisi muda yang begitu inspiratif dan telah berbagi kepiawaiannya kepada kami," kata Melania Trump melalui akun Instagramnya.


Dua hari sebelum tampil di depan ibu negara AS, Kasyfi beserta kedua orangtuanya diundang oleh Duta Besar RI untuk AS, Mahendra Siregar, ke KBRI Washington, D.C.

Alunan piano bernuansa jazz yang dibawakan Kasyfi memanjakan telinga Dubes Mahendra serta para pejabat dan staf KBRI Washington, D.C. Saat itu dia memainkan piano untuk tiga lagu, "Tik-tik Bunyi Hujan", "Apuse", dan "How We Love" dari album The Lost and Found karya Gretchen Parlato.

"Saya sangat menikmati karyanya, dan mendorong Kasyfi yang masih muda ini untuk terus berkarya lebih besar dan lebih maju lagi, termasuk menjajaki dan menimba keahlian, pengetahuan, ilmu, dan juga pengalaman sebesar-besarnya di Amerika Serikat, yang tetap menjadi salah satu penjuru untuk berbagai bidang seni termasuk yang ditekuninya," ujar Mahendra.

Kasyfi mengaku memang sejak lama bercita-cita ikut lomba internasional. Kegagalan di kompetisi serupa sebelumnya tidak menghalangi Kasyfi untuk mencoba lagi di kesempatan berikutnya.

"Nggak nyangka banget. Awalnya nyari-nyari di internet. Begitu ada kesempatan, langsung kirim video dan audio. Alhamdulillah kepilih dan diundang (ke Washington, D.C.)," ucap remaja kelahiran Garut, Jawa Barat, itu menyampaikan perasaan gembiranya.

Kendala dalam penglihatan tidak menghalangi kesungguhan Kasyfi untuk terus mengasah talentanya di dunia seni. Mental juara itu dibentuk melalui hobi dan kecintaannya yang besar terhadap musik. Kasyfi pernah dianugerahi rekor MURI sebagai penghafal lagu terbanyak di usia termuda.

"Aku ingin nyari kesempatan buat sekolah musik. Inginnya di luar negeri, supaya bisa berkiprah di dunia untuk nama baik Indonesia," tutur Kasyfi.

Program Kompetisi Solois Muda Internasional yang diikuti oleh Kasyfi diadakan setiap tahun bagi musisi muda berkebutuhan khusus dari seluruh dunia. Pemenangnya mendapat kesempatan tampil di gedung kesenian bergengsi, John F. Kennedy Center for the Performing Arts di Washington, D.C., dan menerima hadiah sebesar dua ribu dolar AS. Program itu terbuka untuk pemusik tunggal maupun kelompok dari seluruh genre dan instrumen musik.