Perumnas optimistis Mahata Tanjung Barat serah terima akhir 2020
28 Juli 2019 19:16 WIB
Direktur Pemasaran Perum Perumnas Anna Kunti Pratiwi (paling kanan) memberikan edukasi terkait dengan dibukanya kembali penjualan untuk Tower II komersial proyek apartemen Mahata kerja sama PT KAI. (Foto: Ganet Dirgantoro)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pemasaran Perum Perumnas Anna Kunti Pratiwi menjanjikan akan merampung pembangunan Mahata Tanjung Barat serta melakukan serah terima kepada penghuni di akhir tahun 2020.
"Apartemen yang dibangun memanfaatkan lahan PT Kereta Api Indonesia ini untuk unit subsidi sudah habis terjual, bahkan peminat dimasukkan ke dalam daftar tunggu. Penjualan saat ini dibuka untuk unit komersial di tower dua dan tiga," kata Anna saat memberikan edukasi mengenai Mahata Tanjung Barat kepada calon penghuni di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Kementerian PUPR harapkan pengembang swasta proaktif bangun TOD
Menurut Anna bagi mereka yang masuk dalam daftar tunggu, masih terbuka peluang untuk mendapatkan hunian mengingat masih akan dilakukan seleksi agar penghuni di unit subsidi memang sesuai dengan kriteria Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Anna yang didampingi Direktur Produksi Perum Perumnas Wahyu Abbas Sudrajat menyebutkan jumlah unit subsidi sebanyak 20 persen dari total unit, sedangkan 80 persen merupakan hunian komersial.
"Namun, meskipun komersial hunian di Mahata, masih lebih murah dibandingkan dengan apartemen-apartemen di koridor Tb. Simatupang," jelas Anna.
Anna mengatakan bahwa pembangunan hunian berkonsep TOD, seperti di Mahata Tanjung Barat, bertujuan memecahkan kepadatan lalu lintas di DKI Jakarta.
Baca juga: Bisakah Jakarta terlepas dari problem kemacetan lalu lintas
"Dengan adanya hunian nempel stasiun ini, penghuni diharapkan ke mana-mana, termasuk ke tempat kerja, cukup menggunakan kereta api, sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari juga dapat dipenuhi di areal komersial yang tersedia di kawasan ini nantinya," ujar Anna.
Anna juga menyampaikan unit komerial yang dipasarkan dengan harga mulai Rp500 juta untuk tipe studio ternyata juga diminati masyarakat. Hal ini terlihat dari penjualan tower pertama mencapai 85 persen sehingga Perumnas kemudian membuka untuk tower berikutnya.
Hunian terintegrasi dengan transportasi ini dibangun di atas lahan 1,5 hektare milik PT Kereta Api Indonesia dengan biaya sekitar Rp720 miliar.
"Saya melihat tingginya animo masyarakat membeli hunian di Mahata karena lokasinya dekat stasiun serta untuk mencari apartemen dengan harga terjangkau di Jakarta juga semakin sulit," ujarnya.
Baca juga: Anies berharap kawasan TOD memudahkan warga berpindah antarmoda
"Apartemen yang dibangun memanfaatkan lahan PT Kereta Api Indonesia ini untuk unit subsidi sudah habis terjual, bahkan peminat dimasukkan ke dalam daftar tunggu. Penjualan saat ini dibuka untuk unit komersial di tower dua dan tiga," kata Anna saat memberikan edukasi mengenai Mahata Tanjung Barat kepada calon penghuni di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Kementerian PUPR harapkan pengembang swasta proaktif bangun TOD
Menurut Anna bagi mereka yang masuk dalam daftar tunggu, masih terbuka peluang untuk mendapatkan hunian mengingat masih akan dilakukan seleksi agar penghuni di unit subsidi memang sesuai dengan kriteria Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Anna yang didampingi Direktur Produksi Perum Perumnas Wahyu Abbas Sudrajat menyebutkan jumlah unit subsidi sebanyak 20 persen dari total unit, sedangkan 80 persen merupakan hunian komersial.
"Namun, meskipun komersial hunian di Mahata, masih lebih murah dibandingkan dengan apartemen-apartemen di koridor Tb. Simatupang," jelas Anna.
Anna mengatakan bahwa pembangunan hunian berkonsep TOD, seperti di Mahata Tanjung Barat, bertujuan memecahkan kepadatan lalu lintas di DKI Jakarta.
Baca juga: Bisakah Jakarta terlepas dari problem kemacetan lalu lintas
"Dengan adanya hunian nempel stasiun ini, penghuni diharapkan ke mana-mana, termasuk ke tempat kerja, cukup menggunakan kereta api, sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari juga dapat dipenuhi di areal komersial yang tersedia di kawasan ini nantinya," ujar Anna.
Anna juga menyampaikan unit komerial yang dipasarkan dengan harga mulai Rp500 juta untuk tipe studio ternyata juga diminati masyarakat. Hal ini terlihat dari penjualan tower pertama mencapai 85 persen sehingga Perumnas kemudian membuka untuk tower berikutnya.
Hunian terintegrasi dengan transportasi ini dibangun di atas lahan 1,5 hektare milik PT Kereta Api Indonesia dengan biaya sekitar Rp720 miliar.
"Saya melihat tingginya animo masyarakat membeli hunian di Mahata karena lokasinya dekat stasiun serta untuk mencari apartemen dengan harga terjangkau di Jakarta juga semakin sulit," ujarnya.
Baca juga: Anies berharap kawasan TOD memudahkan warga berpindah antarmoda
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019
Tags: