Dokter ingatkan calon haji waspadai "heat stroke"
28 Juli 2019 17:39 WIB
Seorang dokter dan petugas kesehatan memberi perawatan kepada pasien calon haji di ruang rawat inap Rumah Sakit KKHI Mekkah, Arab Saudi, Minggu (21/7/2019). ANTARA/Hanni Sofia
Purwokerto (ANTARA) - Dokter spesialis saraf dr. Untung Gunarto Sp.S. MM mengingatkan jamaah calon haji untuk mewaspadai heat stroke saat melakukan kegiatan di luar ruangan dengan kondisi cuaca panas yang ekstrem.
"Para calon haji yang melakukan kegiatan di luar ruangan dengan kondisi cuaca panas yang ekstrem harus berhati-hati terhadap heat stroke," katanya di Purwokerto, Minggu.
Dokter Untung yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tersebut menjelaskan, heat stroke merupakan kondisi "cidera panas" yang paling serius dan dapat menyebabkan kematian.
"Heat stroke ini bisa terjadi karena ada proses kegagalan pengendalian panas dan kegagalan sistem jantung serta pembuluh darah tubuh kita, seseorang bisa terkena heat stroke ini, sekalipun kondisi sehat," katanya.
Dia menyebutkan, tanda-tanda heat stroke adalah suhu tubuh di atas 40.5 derajat Celcius, penurunan tekanan darah, gangguan nafas dan kondisi jantung yang berdebar-debar.
Selain itu, kata dia, heat stroke juga menyebabkan perubahan kondisi atau status mental, dan berkurangnya kemampuan seseorang dalam menurunkan suhu tubuh.
"Tanda-tanda heat stroke yang mengancam jiwa yakni terjadinya proses penyumbatan pada pembuluh darah, mimisan, pendarahan dari pembuluh vena, luka memar, bengkak paru dan juga adanya tanda-tanda dari gagal ginjal akut," katanya.
Dia menambahkan, gejala yang biasa dijumpai pada pasien heat stroke adalah mengalami kelelahan, pusing, mual, dan juga muntah.
Sementara itu, dia juga mengingatkan calon haji untuk memperbanyak konsumsi air guna menghindari dehidrasi.
"Dehidrasi mudah dikenali dengan memantau warna cairan urin, turunnya berat badan yang cukup drastis, adanya rasa haus, merasa badan kurang nyaman, kulit memerah, cemas berlebihan, kram, apatis, malas, sakit kepala, mual, muntah, merasa gerah, leher kaku dan juga merasa kedinginan," katanya.
Baca juga: Infeksi saluran pernapasan jadi penyakit utama calhaj di Mekkah
Baca juga: Pasien penyakit jantung dan pernapasan dominasi Klinik Kesehatan Haji
"Para calon haji yang melakukan kegiatan di luar ruangan dengan kondisi cuaca panas yang ekstrem harus berhati-hati terhadap heat stroke," katanya di Purwokerto, Minggu.
Dokter Untung yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tersebut menjelaskan, heat stroke merupakan kondisi "cidera panas" yang paling serius dan dapat menyebabkan kematian.
"Heat stroke ini bisa terjadi karena ada proses kegagalan pengendalian panas dan kegagalan sistem jantung serta pembuluh darah tubuh kita, seseorang bisa terkena heat stroke ini, sekalipun kondisi sehat," katanya.
Dia menyebutkan, tanda-tanda heat stroke adalah suhu tubuh di atas 40.5 derajat Celcius, penurunan tekanan darah, gangguan nafas dan kondisi jantung yang berdebar-debar.
Selain itu, kata dia, heat stroke juga menyebabkan perubahan kondisi atau status mental, dan berkurangnya kemampuan seseorang dalam menurunkan suhu tubuh.
"Tanda-tanda heat stroke yang mengancam jiwa yakni terjadinya proses penyumbatan pada pembuluh darah, mimisan, pendarahan dari pembuluh vena, luka memar, bengkak paru dan juga adanya tanda-tanda dari gagal ginjal akut," katanya.
Dia menambahkan, gejala yang biasa dijumpai pada pasien heat stroke adalah mengalami kelelahan, pusing, mual, dan juga muntah.
Sementara itu, dia juga mengingatkan calon haji untuk memperbanyak konsumsi air guna menghindari dehidrasi.
"Dehidrasi mudah dikenali dengan memantau warna cairan urin, turunnya berat badan yang cukup drastis, adanya rasa haus, merasa badan kurang nyaman, kulit memerah, cemas berlebihan, kram, apatis, malas, sakit kepala, mual, muntah, merasa gerah, leher kaku dan juga merasa kedinginan," katanya.
Baca juga: Infeksi saluran pernapasan jadi penyakit utama calhaj di Mekkah
Baca juga: Pasien penyakit jantung dan pernapasan dominasi Klinik Kesehatan Haji
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: