Mimika (ANTARA) - Menteri BUMN Rini Soemarno meminta keberadaan tambang raksasa Grasberg yang dikelola PT Freeport Indonesia (PT FI) harus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Papua, khususnya Kabupaten Mimika.

"Pengelolaan tambang ini mampu meningkatkan dan mampu mendorong ekonomi nasional, khususnya Provinsi Papua. Itu tanggung jawab bersama Freeport dan PT Inalum. Jadi kita sudah harus meningkatkan program-program untuk masyarakat. Sehingga masyarakat Mimika dan sekitar tambang bisa menjadi mandiri jika sudah tidak ada Freeport lagi,” ujar Rini saat mengunjungi tambang Grasberg, Mimika, Papua, Minggu.

Saat ini, sudah 94 persen dari pendapatan asli daerah di Mimika berasal dari tambang emas dan tembaga tersebut. Rini berharap kontribusi pengelolaan tambang di Freeport dapat meluas bagi masyarakat Papua.

Adapun secara nasional, menurut data perusahaan, nilai kontribusi Freeport mencapai 2,2 miliar dolar AS dalam bentuk pajak, royalti, dividen dan pembayaran lainnya.

Rini mengingatkan pemberdayaan masyarakat di wilayah pertambangan menjadi tugas berat bersama antara pemerintah dan perusahaan pengelola tambang.

Menurutnya, banyak daerah-daerah yang justru tidak berkembang, setelah industri pertambangan di sana tidak lagi beroperasi.

Untuk itu, Rini meminta PT Freeport Indonesia, yang kini 51 persen sahamnya dimiliki secara gabungan oleh BUMN PT Inalum dan pemerintah daerah Papua, membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di dekat lokasi pertambangan. Dengan begitu, roda-roda kegiatan ekonomi masyarakat di dekat lokasi tambang dapat terus bergerak.

“Ini merupakan program Presiden Joko Widodo, bagaimana masyarakat di desa dan dekat lokasi tambang itu bisa mendapatkan benefit sebesar-besarnya dari pertumbuhan ekonomi," katanya.

Menurut Rini, tambang emas dan tembaga Freeport ini merupakan salah satu aset terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. Aset yang dimiliki Indonesia bukan hanya dilihat dari keuntungan dan nilai material. Tetapi juga, dilihat dari cara BUMN atau negara mengelola tambang emas Freeport ini. Untuk itu, para pekerja Indonesia harus bisa menguasai ilmu-ilmu dalam pengelolaan tambang emas secara modern.

"Sehingga ke depan kita harapkan kalau nanti kita harus membuka tambang-tambang yang baru, yang punya kesulitan seperti Grasberg ini, kita sudah dapat melakukannya sendiri," katanya.

Per akhir 2018, Indonesia secara sah memiliki 51 persen saham Freeport setelah BUMN PT Indonesia Asahan Analum (Inalum) menyepakati persetujuan penjualan dan pembelian (Sales Purchase Agreement/SPA) dengan Freeport Mcmoran Inc dan Rio Tinto. Saat ini, menurut data PT FI, kepemilikan PT FI adalah 26,24 persen milik PT Inalum, 25 persen PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPMM) dan 48,76 persen Freeport McMoran Inc.

Baca juga: Rini yakinkan Freeport bakal miliki smelter berkapasitas 4 juta ton
Baca juga: Produksi bijih turun 50 persen, Freeport yakin kembali optimal 2022
Baca juga: Menteri Rini perdana kunjungi Garsberg Freeport setelah dikuasai RI