Debit air Bendungan Lekopancing menurun drastis
28 Juli 2019 01:25 WIB
Kondisi krisis air di kawasan Bendungan Lekopancing, Kabupaten Maros, Sulsel yang menyebabkan warga Kota Makassar di sembilan kecamatan tidak mendapatkan suplai air bersih dari PDAM, Makassar, Sabtu (27/07/2019). ANTARA Foto/ Suriani Mappong
Makassar (ANTARA) - Menyusul keluhan warga Kota Makassar yang sepekan terakhir kesulitan memperoleh air bersih, Humas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar Idris Tahir menyatakan bahwa debit air Bendungan Lekopancing menurun drastis.
"Hari ini, sesuai laporan petugas pengawas Saluran menyebutkan debit air Bendungan Lekopancing menurun drastis sampai 418 liter/detik," kata Idris di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, dalam kondisi normal dimusim hujan pasokan debit air bisa mencapai 1500 liter/detik, namun hari ini hanya 418 liter/detik. Bahkan debit air ke Kota Makassar yang normalnya 580 liter/detik hari ini hanya tersisa 58,7 liter/detik.
Menurut dia, dengan kondisi seperti itu tentu tidak dapat menjangkau seluruh warga untuk memenuhi kebutuhannya. Diakui, laporan keluhan warga telah meluas bahkan sampai 9 kecamatan yakni Kecamatan Tallo, Ujung Tanah, Bontoala, Wajo, Tamalanrea, Biringkanaya, Panakkukang, Makassar dan Manggala.
Menyikapi hal itu, lanjut dia, pihaknya menyiapkan 11 armada bantuan mobil tangki gratis ke pelanggan yang membutuhkan air bersih.
"Mobil tangki tersebut beroperasi pagi sampai malam untuk mengantar air ke warga. Memang permintaan sangat banyak jadi harus antri dan didahulukan yang mendaftar lebih awal di Kantor Wilayah terdekat dengan membawa Bukti rekening airnya," jelasnya.
Volume air di Bendungan Lekopancing apabila dihitung dari pelimpahan di musim hujan sudah menurun sekitar 3 meter, sementara jarak bendungan dari instalasi itu sekitar 28 kilometer menyebabkan tekanan air sangat lambat sampai ke IPA karena kecepatan Gravitasi air melambat, ini juga menjadi faktor tidak stabilnya produksi dan distribusi air ke pelanggan.
Pompa Moncongloe dikerahkan
Idris mengatakan, untuk mengantisipasi makin kurangnya debit air di Bendungan Lekopancing, sejak kemarin pihaknya sudah menurunkan Pompa suplesi di sungai daerah Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulsel.
"Sementara ini dalam tahap pemasangan rangkaian pompa dan pipanya," katanya.
Adapun pompa yang terpasang ini ada 3 buah, 1 pompa besar dengan kapasitas 600 l/s dan 2 pompa dengan kapasitas 300 l/s dan diupayakan hari Senin (29/7).
Diakui, pompa ini memang agak lambat terpasang dari tahun sebelumnya karena ada kendala pada lokasi penurunan pompa yakni jembatan sungai yang baru dikerjakan masih labil dan dikhawatirkan kekuatannya belum bagus, sehingga pihak penanggungjawab jembatan tidak memberi izin, karena tonase pompa yang akan diturunkan dari mobil tronton sangat berat.
"Inshaa Allah jikalau pompa ini sudah beroperasi, maka ada tambahan air baku dengan debit yang cukup besar antara 600-900 l/s, yang pasti sudah bisa meningkatkan produksi dan distribusi air kita ke pelanggan yang setiap harinya makin menurun," kata Idris.
Terkhusus layanan PDAM di 9 Kecamatan yang krisis air bersih tersebut, dia berharap akan segera mendapatkan air bersih kembali walaupun tidak akan sama tekanannya pada saat musim hujan, karena itu pihak PDAM menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan.
"Hari ini, sesuai laporan petugas pengawas Saluran menyebutkan debit air Bendungan Lekopancing menurun drastis sampai 418 liter/detik," kata Idris di Makassar, Sabtu.
Dia mengatakan, dalam kondisi normal dimusim hujan pasokan debit air bisa mencapai 1500 liter/detik, namun hari ini hanya 418 liter/detik. Bahkan debit air ke Kota Makassar yang normalnya 580 liter/detik hari ini hanya tersisa 58,7 liter/detik.
Menurut dia, dengan kondisi seperti itu tentu tidak dapat menjangkau seluruh warga untuk memenuhi kebutuhannya. Diakui, laporan keluhan warga telah meluas bahkan sampai 9 kecamatan yakni Kecamatan Tallo, Ujung Tanah, Bontoala, Wajo, Tamalanrea, Biringkanaya, Panakkukang, Makassar dan Manggala.
Menyikapi hal itu, lanjut dia, pihaknya menyiapkan 11 armada bantuan mobil tangki gratis ke pelanggan yang membutuhkan air bersih.
"Mobil tangki tersebut beroperasi pagi sampai malam untuk mengantar air ke warga. Memang permintaan sangat banyak jadi harus antri dan didahulukan yang mendaftar lebih awal di Kantor Wilayah terdekat dengan membawa Bukti rekening airnya," jelasnya.
Volume air di Bendungan Lekopancing apabila dihitung dari pelimpahan di musim hujan sudah menurun sekitar 3 meter, sementara jarak bendungan dari instalasi itu sekitar 28 kilometer menyebabkan tekanan air sangat lambat sampai ke IPA karena kecepatan Gravitasi air melambat, ini juga menjadi faktor tidak stabilnya produksi dan distribusi air ke pelanggan.
Pompa Moncongloe dikerahkan
Idris mengatakan, untuk mengantisipasi makin kurangnya debit air di Bendungan Lekopancing, sejak kemarin pihaknya sudah menurunkan Pompa suplesi di sungai daerah Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulsel.
"Sementara ini dalam tahap pemasangan rangkaian pompa dan pipanya," katanya.
Adapun pompa yang terpasang ini ada 3 buah, 1 pompa besar dengan kapasitas 600 l/s dan 2 pompa dengan kapasitas 300 l/s dan diupayakan hari Senin (29/7).
Diakui, pompa ini memang agak lambat terpasang dari tahun sebelumnya karena ada kendala pada lokasi penurunan pompa yakni jembatan sungai yang baru dikerjakan masih labil dan dikhawatirkan kekuatannya belum bagus, sehingga pihak penanggungjawab jembatan tidak memberi izin, karena tonase pompa yang akan diturunkan dari mobil tronton sangat berat.
"Inshaa Allah jikalau pompa ini sudah beroperasi, maka ada tambahan air baku dengan debit yang cukup besar antara 600-900 l/s, yang pasti sudah bisa meningkatkan produksi dan distribusi air kita ke pelanggan yang setiap harinya makin menurun," kata Idris.
Terkhusus layanan PDAM di 9 Kecamatan yang krisis air bersih tersebut, dia berharap akan segera mendapatkan air bersih kembali walaupun tidak akan sama tekanannya pada saat musim hujan, karena itu pihak PDAM menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: