Lokakarya Apeksi komwil VI kembangkan kota inklusif
27 Juli 2019 19:17 WIB
Wali kota Manado, Vecky Lumentut bersama Direktur Antheus Indonesia, Santo Wijaya dan Direktur eksekutif APEKSI, Sarimun Hadisaputra. (Foto ANTARA Sulut/Joice B)
Ambon (ANTARA) - Lokakarya Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi ) Komisariat Wilayah VI mendorong pengembangan kota inklusif di Indonesia.
Lokakarya Apeksi dilaksanakan di kota Manado 26-27 Juli 2019 dan dibuka ketua Apeksi Komwil VI Richard Louhenapessy, Sabtu.
Ketua APEKSI Komwil VI menjelaskan, UNESCO telah memberikan dukungan kepada sejumlah Pemerintah Kota untuk mengembangkan Kota Inklusif.
"Pemerintah Kota memandang perlu untuk membentuk forum yang lebih solid untuk mendiskusikan berbagai kebijakan, pengetahuan, serta pengalaman dalam membangun Kota Inklusif," katanya.
Baca juga: Badan Restorasi Gambut sebut pembangunan ibu kota baru harus inklusif
Dikatakannya, sejak September 2016 APEKSI mulai menjalin komunikasi dengan UNESCO untuk pengembangan jaringan Kota Inklusif.
Akhirnya pada tanggal 30 Maret 2017 APEKSI bekerjasama dengan UNESCO melakukan pertemuan perdana untuk membentuk Pokja Kota Inklusif.
"Hal inilah yang kemudian menjadi semacam alarm bagi kami pengurus APEKSI Komwil VI untuk menggagas lokakarya tata kelola Kota Inklusif ini dengan mengambil tema Mendorong Partisipasi Semua Pihak Menuju Kota Inklusif," kata Richard.
Pihaknya berharap, lokakarya ini akan menghasilkan masukan yang bermanfaat bagi kota anggota dan dapat bersinergi satu sama lainnya serta dengan pihak terkait untuk mewujudkan diri menjadi kota inklusif.
Sementara itu Wali Kota Manado,Vicky Lumentut dalam sambutan selamat datangnya mengucapkan terima kasih atas kedatangan para Walikota Komwil VI beserta Rombongan di kota Manado.
Ia juga menjelaskan singkat tentang tujuan pencanangan Manado sebagai kota Doa.
"Manado sebagai Kota Doa dimana toleransi antar umat beragama akan dijaga dan dipelihara dari berbagai suku agama dan ras karena Manado adalah rumah kita bersama," katanya.
Baca juga: Ambon menuju kota inklusif bagi penyandang disabilitas
Baca juga: Mendagri: Semakin tua wajah kota harus makin muda
Lokakarya Apeksi dilaksanakan di kota Manado 26-27 Juli 2019 dan dibuka ketua Apeksi Komwil VI Richard Louhenapessy, Sabtu.
Ketua APEKSI Komwil VI menjelaskan, UNESCO telah memberikan dukungan kepada sejumlah Pemerintah Kota untuk mengembangkan Kota Inklusif.
"Pemerintah Kota memandang perlu untuk membentuk forum yang lebih solid untuk mendiskusikan berbagai kebijakan, pengetahuan, serta pengalaman dalam membangun Kota Inklusif," katanya.
Baca juga: Badan Restorasi Gambut sebut pembangunan ibu kota baru harus inklusif
Dikatakannya, sejak September 2016 APEKSI mulai menjalin komunikasi dengan UNESCO untuk pengembangan jaringan Kota Inklusif.
Akhirnya pada tanggal 30 Maret 2017 APEKSI bekerjasama dengan UNESCO melakukan pertemuan perdana untuk membentuk Pokja Kota Inklusif.
"Hal inilah yang kemudian menjadi semacam alarm bagi kami pengurus APEKSI Komwil VI untuk menggagas lokakarya tata kelola Kota Inklusif ini dengan mengambil tema Mendorong Partisipasi Semua Pihak Menuju Kota Inklusif," kata Richard.
Pihaknya berharap, lokakarya ini akan menghasilkan masukan yang bermanfaat bagi kota anggota dan dapat bersinergi satu sama lainnya serta dengan pihak terkait untuk mewujudkan diri menjadi kota inklusif.
Sementara itu Wali Kota Manado,Vicky Lumentut dalam sambutan selamat datangnya mengucapkan terima kasih atas kedatangan para Walikota Komwil VI beserta Rombongan di kota Manado.
Ia juga menjelaskan singkat tentang tujuan pencanangan Manado sebagai kota Doa.
"Manado sebagai Kota Doa dimana toleransi antar umat beragama akan dijaga dan dipelihara dari berbagai suku agama dan ras karena Manado adalah rumah kita bersama," katanya.
Baca juga: Ambon menuju kota inklusif bagi penyandang disabilitas
Baca juga: Mendagri: Semakin tua wajah kota harus makin muda
Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: