Anies sampaikan duka cita atas meninggalnya Adolf Heuken SJ
26 Juli 2019 19:54 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan duka cita atas meninggalnya Sejarawan Jakarta, Adolf Heuken SJ, dengan turut serta melayat jenazah di Kapel Kolese Kanisius, Menteng Jakarta Pusat, Jumat petang (26/07/2019). Dokumen Pemprov DKI
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan duka cita atas meninggalnya sejarawan Jakarta, Adolf Heuken SJ, dengan turut serta melayat jenazah di Kapel Kolese Kanisius, Menteng Jakarta Pusat, Jumat petang.
Adolf Heuken SJ dikenal dengan karyanya seri buku sejarah Jakarta. Selain buku Historical Sites of Jakarta, Adolf Heuken juga telah menulis buku Mesjid-mesjid Tua di Jakarta, Menteng ”Kota Taman” Pertama di Indonesia, dan Sumber-sumber Asli Sejarah Jakarta Jilid I dan Jilid II.
Baca juga: Anies bertemu perwakilan Kolese Kanisius
“Atas nama Pemprov DKI Jakarta, kami menyampaikan turut berbela sungkawa atas berpulangnya Pastor Adolf Heuken SJ. Beliau sepanjang hidupnya lebih lama dicurahkan untuk Indonesia. Dan bagi Jakarta khususnya, beliau telah menjadi jendela bagi dunia untuk mempelajari Jakarta,” kata Anies.
Adolf Heuken SJ meninggal dunia pada Kamis malam (25/07) sekitar pukul 20.27 WIB di RS St. Carolus, Jakarta pada usia 90 tahun. Kabar duka ini diumumkan oleh Keuskupan Agung Jakarta tidak lama setelah Adolf Heuken tutup usia.
Bukunya tentang Historical Sites of Jakarta itu buku standar oleh-oleh. Kalau turis datang, ingin tahu Jakarta, buku itulah yang sering diberikan. Karena buku itu seperti coffee table yang pantas diberikan sebagai hadiah.
Dan sebagai jendela, beliau berjasa sekali. Dunia tahu tentang Jakarta, sejarah Jakarta dari beliau. Jadi kami di Jakarta merasa bersyukur salah seorang warganya telah ikut mendorong Jakarta dikenal dunia.
Anies menyebut sosok Adolf Heuken sebagai salah seorang warga Jakarta yang terus berkontribusi besar bagi Indonesia. Sebagai salah seorang warga keturunan Jerman, Adolf Heuken juga menyusun kamus terjemahan bahasa Indonesia-Jerman dan Jerman-Indonesia.
“Jadi tadi saya sampaikan bahwa usia 90 tahunnya adalah usia 90 tahun yang produktif. Sampai di akhir hayatnya, beliau masih dalam proses penulisan buku juga. Jadi mudah-mudahan ini bisa menjadi inspirasi bagi orang banyak bahwa dia tidak pernah mengenal kata tua karena muda-tua, tetap saja menulis, produktif,” kata Gubernur.
Adolf Heuken SJ dikenal dengan karyanya seri buku sejarah Jakarta. Selain buku Historical Sites of Jakarta, Adolf Heuken juga telah menulis buku Mesjid-mesjid Tua di Jakarta, Menteng ”Kota Taman” Pertama di Indonesia, dan Sumber-sumber Asli Sejarah Jakarta Jilid I dan Jilid II.
Baca juga: Anies bertemu perwakilan Kolese Kanisius
“Atas nama Pemprov DKI Jakarta, kami menyampaikan turut berbela sungkawa atas berpulangnya Pastor Adolf Heuken SJ. Beliau sepanjang hidupnya lebih lama dicurahkan untuk Indonesia. Dan bagi Jakarta khususnya, beliau telah menjadi jendela bagi dunia untuk mempelajari Jakarta,” kata Anies.
Adolf Heuken SJ meninggal dunia pada Kamis malam (25/07) sekitar pukul 20.27 WIB di RS St. Carolus, Jakarta pada usia 90 tahun. Kabar duka ini diumumkan oleh Keuskupan Agung Jakarta tidak lama setelah Adolf Heuken tutup usia.
Bukunya tentang Historical Sites of Jakarta itu buku standar oleh-oleh. Kalau turis datang, ingin tahu Jakarta, buku itulah yang sering diberikan. Karena buku itu seperti coffee table yang pantas diberikan sebagai hadiah.
Dan sebagai jendela, beliau berjasa sekali. Dunia tahu tentang Jakarta, sejarah Jakarta dari beliau. Jadi kami di Jakarta merasa bersyukur salah seorang warganya telah ikut mendorong Jakarta dikenal dunia.
Anies menyebut sosok Adolf Heuken sebagai salah seorang warga Jakarta yang terus berkontribusi besar bagi Indonesia. Sebagai salah seorang warga keturunan Jerman, Adolf Heuken juga menyusun kamus terjemahan bahasa Indonesia-Jerman dan Jerman-Indonesia.
“Jadi tadi saya sampaikan bahwa usia 90 tahunnya adalah usia 90 tahun yang produktif. Sampai di akhir hayatnya, beliau masih dalam proses penulisan buku juga. Jadi mudah-mudahan ini bisa menjadi inspirasi bagi orang banyak bahwa dia tidak pernah mengenal kata tua karena muda-tua, tetap saja menulis, produktif,” kata Gubernur.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: