KPAI: HAN harus jadi batu loncatan perbaiki upaya pelindungan anak
26 Juli 2019 15:30 WIB
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lies Rosdianty, Fasilitator Forum Anak Nasional Fadhil Muhammad Pradana, dan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto dalam bincang media yang diadakan di Jakarta, Jumat (26/7/2019). (ANTARA Foto/Dewanto Samodro)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2019 harus menjadi batu loncatan untuk memperbaiki upaya pelindungan anak.
"Hari Anak Nasional harus menjadi momentum refleksi memperbaiki upaya pelindungan anak. Saat ini, masih banyak tantangan yang harus menjadi perhatian kita bersama dalam upaya pelindungan anak," kata Susanto dalam bincang media yang diadakan di Jakarta, Jumat.
Susanto mengatakan salah satu catatan KPAI adalah kasus pornografi dan kejahatan siber yang masih dihadapi anak. Dalam kasus tersebut, anak tidak hanya dijadikan korban tetapi juga dilibatkan dalam kejahatan.
Menurut Susanto, perlu ada upaya untuk melindungai anak-anak Indonesia dari dampak negatif dunia digital. Apalagi, 150 juta penduduk Indonesia disebut-sebut aktif menggunakan media sosial.
Baca juga: Pegiat: Jangan rundung anak penyandang disabilitas psikososial
"Sudah seberapa aman anak-anak kita dari dampak negatif media sosial? Ini penting untuk menjadi perhatian kita bersama," tuturnya.
Dampak buruk media sosial juga menjadi anak-anak yang menjadi peserta Forum Anak Nasional 2019 yang diadakan di Makassar, Sulawesi Selatan.
Butir ketujuh Suara Anak Indonesia 2019 berbunyi "menolak segala bentuk diskriminasi di sekolah, lingkungan, dan media sosial terhadap anak".
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lies Rosdianty mengatakan Suara Anak Indonesia dirumuskan oleh para peserta Forum Anak Nasional tanpa ada intervensi dari orang dewasa.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengadakan bincang media bertema "Suara Anak Indonesia 2019" di Media Center Kementerian, Jakarta.
Selain Susanto dan Lies, narasumber lain pada bincang media itu adalah Fasilitator Forum Anak Nasional Fadhil Muhammad Pradana.
Baca juga: KPPPA luncurkan panduan mengenal anak dengan disabilitas psikososial
Baca juga: Mempersiapkan pemimpin masa depan melalui Forum Anak
"Hari Anak Nasional harus menjadi momentum refleksi memperbaiki upaya pelindungan anak. Saat ini, masih banyak tantangan yang harus menjadi perhatian kita bersama dalam upaya pelindungan anak," kata Susanto dalam bincang media yang diadakan di Jakarta, Jumat.
Susanto mengatakan salah satu catatan KPAI adalah kasus pornografi dan kejahatan siber yang masih dihadapi anak. Dalam kasus tersebut, anak tidak hanya dijadikan korban tetapi juga dilibatkan dalam kejahatan.
Menurut Susanto, perlu ada upaya untuk melindungai anak-anak Indonesia dari dampak negatif dunia digital. Apalagi, 150 juta penduduk Indonesia disebut-sebut aktif menggunakan media sosial.
Baca juga: Pegiat: Jangan rundung anak penyandang disabilitas psikososial
"Sudah seberapa aman anak-anak kita dari dampak negatif media sosial? Ini penting untuk menjadi perhatian kita bersama," tuturnya.
Dampak buruk media sosial juga menjadi anak-anak yang menjadi peserta Forum Anak Nasional 2019 yang diadakan di Makassar, Sulawesi Selatan.
Butir ketujuh Suara Anak Indonesia 2019 berbunyi "menolak segala bentuk diskriminasi di sekolah, lingkungan, dan media sosial terhadap anak".
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lies Rosdianty mengatakan Suara Anak Indonesia dirumuskan oleh para peserta Forum Anak Nasional tanpa ada intervensi dari orang dewasa.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengadakan bincang media bertema "Suara Anak Indonesia 2019" di Media Center Kementerian, Jakarta.
Selain Susanto dan Lies, narasumber lain pada bincang media itu adalah Fasilitator Forum Anak Nasional Fadhil Muhammad Pradana.
Baca juga: KPPPA luncurkan panduan mengenal anak dengan disabilitas psikososial
Baca juga: Mempersiapkan pemimpin masa depan melalui Forum Anak
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019
Tags: