New York (ANTARA) - Kurs dolar AS sedikit menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), sementara poundsterling Inggris melemah setelah pemimpin Partai Konservatif yang baru terpilih Boris Johnson menjabat sebagai perdana menteri Inggris pada Rabu, memicu ketidakpastian Brexit.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,10 persen menjadi 97,8246 pada akhir perdagangan.

Johnson menjadi perdana menteri ketika Inggris dihadapkan dengan batas waktu Brexit yang membayang pada 31 Oktober 2019.

Dia memberikan pidato pertamanya kepada bangsa Inggris ketika dia berjanji untuk membawa negara itu keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober, dengan mengatakan "tidak ada jika, tidak ada tapi."

Dia juga menunjukkan keyakinan bahwa Brexit bisa dilakukan karena "kami akan memecahkan ini dalam 99 hari, tetapi kami tidak akan menunggu sampai saat itu."

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1144 dolar AS dari 1,1136 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2450 dolar AS dari 1,2479 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6945 dolar AS dari 0,6976 dolar AS.

Dolar AS dibeli 108,75 yen Jepang, lebih tinggi dari 108,22 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9914 franc Swiss dari 0,9857 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3162 dolar Kanada dari 1,3143 dolar Kanada.

Baca juga: Khawatir Brexit tanpa kesepakatan, kurs poundsterling bertahan di Asia
Baca juga: Dolar AS jatuh di tengah poundsterling yang lebih kuat