Jakarta (ANTARA) - Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan DNA orang Ambon adalah musik, yang sejak dulu hingga sekarang menjadi salah satu ciri khas masyarakat daerah itu.
"Karena itu pencanangan Ambon sebagai kota musik dunia oleh UNESCO sudah selayaknya," kata Richard, saat memberikan sambutan pada acara Ambon Night di Kantin Hall Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Kamis malam.
Ambon Night sendiri merupakan salah satu dari serangkaian program untuk mempromosikan status Ambon City of Music kepada masyarakat di dalam maupun luar negeri.
Sesuai jadwal, UNESCO akan mengukuhkan Ambon sebagai kota musik dunia pada Oktober 2019.
Menurut Richard, pengukuhan itu akan memberi kontribusi sangat positif dalam upaya pemerintah daerah ini mempromosikan potensinya sebagai daerah destinasi wisata karena memiliki kekayaan seni budaya terutama musik.
Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Cecep Herawan menyatakan pihaknya sangat mendukung pengukuhan Ambon sebagai kota musik dunia.
"Kemenlu mendukung penuh. Kami punya duta besar di UNESCO," katanya.
Cecep juga menyatakan Kemenlu RI memberi dukungan juga bagi rencana pemerintah kota Ambon mengadakan konferensi musik kawasan Pasifik yang akan digelar di ibu kota Maluku tersebut.
"Sangat tepat"
Penyanyi asal Maluku dengan reputasi dunia, Harvey Malaiholo, yang hadir pada acara Ambon Night menyatakan dirinya bersyukur diundang menghadiri acara tersebut.
"Dulu, beberapa tahun lalu ada Maluku Night tapi terus menghilang. Karena itu acara ini membangkitkan kenangan saya," katanya.
Harvey juga menyatakan pengakuan dunia melalui UNESCO pada status Ambon sebagai kota musik dunia sangatlah tepat.
"Banyak kota di Indonesia seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan lainnya yang juga menginginkan status itu, tetapi Ambon yang paling tepat, karena dari berbagai kota itu juga banyak lahir musisi dan penyanyi berdarah Ambon," katanya.
Harvey lebih jauh berharap agar langkah menuju pengukuhan Ambon City of Music oleh UNESCO betul-betul dipersiapkan.
"Delegasi musisi dan penyanyi yang akan dibawa ke berbagai negara seperti Australia, Eropa dan Amerika Serikat harus dipersiapkan betul. Nyanyi itu bidang saya, jadi saya berharap bisa memberikan pemikiran saya untuk pemerintah kota Ambon," katanya.
Acara Ambon Night dihadiri ratusan undangan asal Ambon dan Maluku pada umumnya termasuk Dharma Oratmangun, juga sejumlah perwakilan dari kedutaan besar negara sahabat.
Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Kota Ambon Joy Reiner Adriaansz mengatakan, "Sasaran acara malam ini untuk para duta besar negara sahabat, yang diharapkan menjadi corong Pemerintah Kota Ambon dalam menyosialisasikan program Visit Ambon 2020 di negara mereka."
Acara Ambon Night yang digelar atas prakarsa Kemenlu itu diisi pertunjukan tarian tradisional seperti cakalele dan bambu gila, serta penampilan penyanyi lokal Selly Kalahatu, Vandro Lohenapessy, Willy Sopacua, Frans Pattiradjawane, dan Nurul Toisuta.
Baca juga: Industri musik kota Ambon dipromosikan ke dunia internasional
Baca juga: Indonesia ajukan Ambon sebagai kota musik dunia
Baca juga: Kota musik dunia bisa disandang Ambon, sebut direktur Unesco
Richard Louhenapessy: DNA orang Ambon itu musik
25 Juli 2019 22:13 WIB
Tarian tradisional Ambon. (ANTARA/ John Nikita Sahusilawane)
Pewarta: John Nikita S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: