Pariaman, Sumatera Barat (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat menjadikan penangkapan dua terduga teroris di Padang sebagai alarm pemantik deteksi dini dan peningkatan kewaspadaan terhadap penyebarluasan paham radikal terorisme.

"Terjadinya penangkapan terduga teroris itu sebagai penanda bahwa paham radikal terorisme sudah masuk ke Sumatera Barat. Masyarakat Minang yang memang dikenal religius, diminta menjadikan penangkapan itu sebagai alarm," kata Asisten I Pemerintah Kota Pariaman Noviardi di Pariaman, Kamis.

Baca juga: Presiden: Terorisme dan radikalisme masih menjadi tantangan serius

Baca juga: Konten radikalisme terbanyak di Facebook dan Instagram

Baca juga: BNPT minta aparat kelurahan partisipasi cegah terorisme

Baca juga: BNPT: Dialog sarana efektif cegah radikalisme di perguruan tinggi


Ia menyampaikan hal itu pada kegiatan Rembuk Aparatur Kelurahan dan Desa tentang Literasi Informasi di Kota Pariaman yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Barat.

Menurutnya publik jangan melihat penangkapan itu dengan menyebut Ranah Minang adalah daerah radikal namun yang perlu dipertanyakan adalah penangkapan itu sebelum-sebelumnya tidak ada, kenapa sekarang ada.

"Artinya dengan adanya penangkapan itu harus menjadi sadar dan melakukan deteksi dini, jangan sampai paham yang mengajarkan kekerasan itu menumpangi agama dan menjadikan citranya buruk," kata dia.

Noviardi juga mengajak semua pihak berdoa agar Tuhan menyadarkan orang-orang yang selama ini mengatasnamakan Islam dalam aksi teror yang dilakukan.

Kita semua sepakat Islam tidak mengajarkan radikalisme, karena itu tugas kita bersama mencegah radikalisme dan terorisme," katanya.

Sementara Ketua FKPT Sumatera Barat Zaim Rais, menyampaikan kegiatan ini menghadirkan kepala desa, lurah, Babinsa, dan Babinkamtibmas se-Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman sebagai peserta.

Dipilihnya Kota Pariaman sebagai lokasi kegiatan didasarkan pada manfaat yang diharapkan bisa dicapai melalui kegiatan ini, kata dia.

Menurutnya kenapa Pariaman yang dijadikan lokasi kegiatan bukan karena di sini sudah ditemukan radikalisme, tapi lebih karena manfaatnya semoga bisa dirasakan secara luas oleh masyarakat Sumatera Barat.

Kegiatan ini bersifat pencegahan, jangan sampai paham radikal terorisme tumbuh di tengah masyarakat Pariaman yang dikenal damai," ujar Zaim.