Survei KIC: Ekspektasi investor ke depan stabil, optimisme menurun
25 Juli 2019 18:25 WIB
CEO Katadata.co.id, Metta Dharmasaputra mengungkapkan 65 persen investor menghendaki Tim Ekonomi Kabinet diisi oleh kalangan profesional di Jakarta, Kamis (25/7/2019). (ANTARAnews/ Abdu Faisal)
Jakarta (ANTARA) - CEO Katadata, Metta Dharmasaputra mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukan panelis Katadata Insight Center (KIC), ekspektasi investor terhadap investasi dalam negeri ke depan relatif stabil, namun optimisme investor cenderung menurun pada kuartal II 2019.
"Ada banyak faktor yang membuat optimisme investor menurun. Salah satunya perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang dikhawatirkan berimbas ke perekonomian nasional," ujar Metta di Jakarta, Kamis.
Metta mengungkapkan kondisi perekonomian dan pasar modal pada kuartal II 2019 dari Katadata Investor Confidence Index (KICI) berada di level 146,8 poin. Skala KICI diukur dari nol yang berarti sangat pesimistis sampai dua ratus yang berarti sangat optimistis.
Angka 146,8 poin jika dilihat dari skala tersebut memang masih berada di level optimistis. Namun itu turun 2,8 poin dari level sebelumnya pada kuartal I yang levelnya 149,6 poin.
KICI adalah indeks yang menggambarkan keyakinan investor institusi terhadap ekonomi dan pasar keuangan dari dua komponen yaitu indeks situasi sekarang (kuartal II 2019) dan tiga bulan ke depan (indeks ekspektasi).
Terlihat dari dua komponen itu, penurunan indeks situasi sekarang menjadi penyebab terbesar terjadinya penurunan keyakinan investor institusi terhadap perekonomian dan pasar modal.
Pada kuartal I angkanya ada di level 152,5 poin, sedangkan kuartal II turun 7,4 poin menjadi 145,1 poin. "Ini dikarenakan kondisi perekonomian global dan pasar saham pada kuartal II lalu turun," ujar Metta.
Meski optimisme menurun, indeks ekspektasi investor tiga bulan mendatang relatif stabil bahkan mengalami kenaikan 0,1 poin dari 147,8 pada kuartal I menjadi 147, 9 poin.
Indeks ekspektasi ini dipicu penilaian investor bahwa investasi akan lebih baik karena IHSG mulai rebound meskipun belum kembali ke level kuartal pertama 2019.
Survei yang dilakukan Katadata Insight Center itu dilakukan per tiga bulan melibatkan 260 pengelola dana investasi. Para pengelola dana investasi itu berasal dari Perusahaan Manajemen Investasi, Dana Pensiun, dan Asuransi dengan dana kelolaan sekitar Rp 700 triliun.
Metta mengatakan dari empat faktor penggerak pertumbuhan ekonomi, investasi salah satunya harus terus diperhatikan.
Metta menambahkan di tengah suku bunga sekarang yang tidak cukup tinggi, seharusnya ada kesempatan untuk terus menggenjot investasi di dalam negeri. Apalagi infrastruktur sudah dibangun, menurut Metta, Indonesia punya momentumnya.
"Sekarang tinggal siapa pilot dan co pilotnya, Presiden sebagai pilot karena sudah tidak ada beban saya harap berani membentuk tim ekonomi yang sangat solid," ujar Metta.
Metta menyebutnya sebagai the winning team, yaitu tim yang diisi orang-orang yang mau berkoordinasi dengan kementerian lainnya tanpa melibatkan ego sektoral atau kepentingan politik.
"Idealnya, sesuai hasil dari para responden kami. Kabinet diisi seluruhnya kalau bisa atau sebagian oleh para profesional murni," ujar Metta.
Baca juga: Menko Perekonomian: Pemerintah terus berusaha memeratakan perekonomian
Baca juga: Kewenangan KPPU perlu diperkuat untuk perekonomian nasional
"Ada banyak faktor yang membuat optimisme investor menurun. Salah satunya perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang dikhawatirkan berimbas ke perekonomian nasional," ujar Metta di Jakarta, Kamis.
Metta mengungkapkan kondisi perekonomian dan pasar modal pada kuartal II 2019 dari Katadata Investor Confidence Index (KICI) berada di level 146,8 poin. Skala KICI diukur dari nol yang berarti sangat pesimistis sampai dua ratus yang berarti sangat optimistis.
Angka 146,8 poin jika dilihat dari skala tersebut memang masih berada di level optimistis. Namun itu turun 2,8 poin dari level sebelumnya pada kuartal I yang levelnya 149,6 poin.
KICI adalah indeks yang menggambarkan keyakinan investor institusi terhadap ekonomi dan pasar keuangan dari dua komponen yaitu indeks situasi sekarang (kuartal II 2019) dan tiga bulan ke depan (indeks ekspektasi).
Terlihat dari dua komponen itu, penurunan indeks situasi sekarang menjadi penyebab terbesar terjadinya penurunan keyakinan investor institusi terhadap perekonomian dan pasar modal.
Pada kuartal I angkanya ada di level 152,5 poin, sedangkan kuartal II turun 7,4 poin menjadi 145,1 poin. "Ini dikarenakan kondisi perekonomian global dan pasar saham pada kuartal II lalu turun," ujar Metta.
Meski optimisme menurun, indeks ekspektasi investor tiga bulan mendatang relatif stabil bahkan mengalami kenaikan 0,1 poin dari 147,8 pada kuartal I menjadi 147, 9 poin.
Indeks ekspektasi ini dipicu penilaian investor bahwa investasi akan lebih baik karena IHSG mulai rebound meskipun belum kembali ke level kuartal pertama 2019.
Survei yang dilakukan Katadata Insight Center itu dilakukan per tiga bulan melibatkan 260 pengelola dana investasi. Para pengelola dana investasi itu berasal dari Perusahaan Manajemen Investasi, Dana Pensiun, dan Asuransi dengan dana kelolaan sekitar Rp 700 triliun.
Metta mengatakan dari empat faktor penggerak pertumbuhan ekonomi, investasi salah satunya harus terus diperhatikan.
Metta menambahkan di tengah suku bunga sekarang yang tidak cukup tinggi, seharusnya ada kesempatan untuk terus menggenjot investasi di dalam negeri. Apalagi infrastruktur sudah dibangun, menurut Metta, Indonesia punya momentumnya.
"Sekarang tinggal siapa pilot dan co pilotnya, Presiden sebagai pilot karena sudah tidak ada beban saya harap berani membentuk tim ekonomi yang sangat solid," ujar Metta.
Metta menyebutnya sebagai the winning team, yaitu tim yang diisi orang-orang yang mau berkoordinasi dengan kementerian lainnya tanpa melibatkan ego sektoral atau kepentingan politik.
"Idealnya, sesuai hasil dari para responden kami. Kabinet diisi seluruhnya kalau bisa atau sebagian oleh para profesional murni," ujar Metta.
Baca juga: Menko Perekonomian: Pemerintah terus berusaha memeratakan perekonomian
Baca juga: Kewenangan KPPU perlu diperkuat untuk perekonomian nasional
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: