Bangkok (ANTARA) - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mendapat teguran dari oposisi untuk pertama kalinya di parlemen pada Kamis saat mantan pimpinan junta itu menyampaikan program-program kebijakan pemerintahannya.

Prayuth merebut kekuasaan melalui kudeta 2014 namun menjabat sebagai perdana menteri setelah pemilu pada Maret, yang menurut pihak oposisi digelar berdasarkan sistem yang direkayasa untuk memastikan militer tetap memegang kekuasaan.

Baca juga: Warga Thailand berbondong-bondong ikuti pemilu pertama sejak kudeta 2014

Ketika tiba di ruangan parlemen, Prayuth menyapa para anggota dewan dengan mengatakan "Saya selalu merindukan Anda semua."

Begitu Prayuth mulai memaparkan rencananya, ia ditegur oleh seorang anggota oposisi Partai Pheu Thai untuk tetap berpegang pada dokumen kebijakan setebal 66 halaman dan tidak perlu berkomentar lagi.

"Baik, daya akan bacakan untuk Anda. Dan Anda harus menyimaknya," jawab Prayuth.

Seluruh tokoh paling senior pada pemerintahan baru adalah mantan anggota junta. Namun, Prayuth perlu membangun koalisi dengan 19 partai lainnya guna memastikan mayoritas kecil terbentuk di parlemen tingkat rendah dalam menghadapi para penentangnya.

Ketika ditanya apakah ia gugup berdiri di hadapan parlemen, Prayuth mengatakan: "Tidak, saya sudah menjabat selama lima tahun."

Sumber: Reuters

Baca juga: Raja Thailand lantik kabinet pimpinan Prayuth Chan-ocha

Baca juga: Partai pro-tentara di Thailand sepakat pertahankan kepemimpinan Junta