Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus memantapkan dan meningkatkan kualitas sumber daya aparaturnya dalam penanganan bencana yang terjadi melalui penguasaan tentang pengkajian kebutuhan pascabencana (Jitu-Pasna).

"Jitu-Pasna akan menjadi dasar dari rencana aksi kegiatan pemulihan pasca bencana," kata Sekretaris Daerah Kalteng Fahrizal Fitri di Palangka Raya, Kamis.

Pembelajaran dan penguasaan Jitu-Pasna bertujuan untuk mengurangi dampak dan akibat kerusakan maupun kerugian yang ditimbulkan pasca bencana. Upaya rehabilitasi dan rekonstruksi harus segera dilakukan, namun tetap terencana dengan baik.

Dalam hal ini, aparatur yang bertugas tentunya harus mengerti, memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan kebijakan rehabilitasi maupun rekonstruksi pascabencana.

"Pelaksanaan Jitu-Pasna juga sebagai salah satu syarat pengajuan permohonan dana hibah, dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat," tuturnya.

Meski diketahui bersama Kalteng merupakan daerah yang dianugerahi kondisi alam yang relatif aman dari bencana besar, sebab tidak memiliki potensi bencana alam seperti gempa bumi, gunung berapi maupun tsunami seperti di provinsi lainnya.

Hanya saja Kalteng memiliki risiko bencana lainnya, yakni berupa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mengakibatkan asap serta banjir yang hampir setiap tahun menjadi permasalahan yang harus dicermati secara serius.

"Untuk itu semua hal yang diperlukan dalam penanganan sebuah bencana, baik sebelum, saat maupun sesudah terjadi, maka harus benar-benar dikuasai dengan baik, khususnya oleh aparatur yang bertugas menangani bencana," kata Fahrizal.

Pemprov Kalteng ingin berbagai potensi dampak negatif yang diakibatkan oleh bencana bisa dikurangi menjadi seminim mungkin, baik itu berupa kemiskinan baru, serta membuat lumpuhnya sektor pertanian, perdagangan, industri, pariwisata maupun sektor unggulan ekonomi lainnya.

"Kami juga mengajak semua pihak untuk lebih peduli dan bersama-sama menanggulangi setiap bencana yang terjadi di daerah, khususnya di lingkungannya masing-masing," ujar Fahrizal.*

Baca juga: BNPB bantu penanganan karhutla di Kalteng

Baca juga: Walhi minta pemerintah bangun rumah sakit korban karhutla Kalteng